Indoposonline.NET – PT Danareksa meluncurkan Danareksa Learning Institute (DLI). Itu dirancang untuk menguatkan sumber daya manusia (SDM) dengan keterampilan, dan daya saing global.
”DLI disusun memperhatikan core competence, dan ciri khas klaster Danareksa Perusahaan Pengelola Aset (PPA) membina BUMN dengan industri sangat beragam, yaitu kompetensi investment banking, dan strategic portofolio management,” tutur Direktur Utama PT Danareksa Arisudono Soerono, di Jakarta, Rabu (28/7).
Baca juga: KPR Bank Tabungan Negara Sasar 78 Ribu Rumah
Ciri khas, dan kompetensi tersebut yaitu multi sectoral strategy management school, investment banking school, dan ciri khas tidak ada di bawah holding lain. Misalnya, water resource school, dan industrial state school. Mengusung tagline Grow Together in Divesity, DLI diharap melahirkan talenta unggul multibidang, multikeahlian, dan adaptif berbagai perubahan.
Pembentukan DLI akan mendorong kapasitas, keterampilan, dan inovasi SDM. Dengan begitu, akan terbentuk world class leader and talent. Learning development bagi pegawai dirancang menjadi pembelajaran tematik, terintegrasi dengan kompetensi pegawai, kebutuhan perusahaan, dan sesuai perkembangan zaman. ”DLI menyediakan platform pembelajaran secara digital berkolaborasi dengan Indonesia Digital Learning (IDL) Telkom Indonesia,” papar Arisudono.
Baca juga: Agustus, Diagnos Laboratorium Cairkan Dividen Rp6 Miliar
Pembentukan DLI tepat waktu. Menjadi tumpuan berpikir, meneliti, mengembangkan, dan melakukan pelatihan-pelatihan untuk memajukan seluruh BUMN kluster Danareksa PPA. DLI juga mempunyai keunggulan, mengingat klaster Danareksa PPA termasuk klaster besar dengan multisektoral memiliki berbagai variasi sektor hingga 7-8 klasifikasi. ”Karena itu, DLI akan menjadi sumber pengayaan dalam mengembangkan berbagai penelitian, dan pelatihan,” tambah Komisaris Utama PT Danareksa Robert Pakpahan.
Saat peluncuran, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan kluster Danareksa dan PPA dibentuk dengan tugas khusus melakukan proses skillup perusahaan-perusahaan BUMN masih subscale. Diharap meningkatkan kapasitas sebagai asset management company bisa melayani kebutuhan nasional. ”Jangan berhenti pada tataran launching,” harap Kartika. (abg)