Indoposonline.NET – Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim pembangunan pabrik baterai sel (battery cell) mobil listrik mulai akhir Juli. Pabrik itu, dipatok beroperasi dan berproduksi pada 2023 mendatang.
Pabrik baterai itu, merupakan proyek investasi antara konsorsium Korea Selatan LG dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC). ”Insya Allah berproses dan berproduksi pada pengujung 2023. Tahap pertama berkapasitas 10 Giga Watt hour (GWh),” tutur Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, pada webinar “Prospek dan Tantangan Industri Baterai Nasional” di Universitas Indonesia, Kamis (24/6).
Baca juga: Asing Agresif Borong Saham, IHSG Tetap Masuk Zona Merah
Pada Juni, meneken perjanjian soal pabrik. Lalu, pembangunan pabrik baterai dilakukan Juli akhir atau awal Agustus. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik sengaja dimulai bagian hilir, baru kemudian bagian hulu. Pasalnya, pemerintah tidak ingin terjadi ekspor bahan setengah jadi kalau industri hulu dibangun lebih dahulu.
”Jadi, kita hajar dari hilir baru ke hulu. Bukan hulunya (dulu). Kenapa? Kita mencegah bahan baku kita seminimal mungkin, kita harus jaga agar tidak diekspor menjadi setengah jadi,” jelasnya.
Baca juga: Waw Mantap, Pefindo Kuasai 84,02 Persen Pangsa Pasar Pemeringkatan Obligasi
Investasi pembangunan industri baterai listrik terintegrasi merupakan terbesar dunia. Nilai investasi mencapai USD9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun. ”Ini investasi terbesar Indonesia pascareformasi dan itu dibangun dari hulu ke hilir, dari mining (pertambangan), smelter, prekursor, katode, baterai sel sampai recycle, daur ulangnya di Indonesia,” bebernya. (abg)