Indoposonline.net – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- PT Adi Sarana Armada (ASSA). Outlook peringkat perusahaan stabil. Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk, dan kondisi ekonomi. Tanda kurang (-) menunjukkan peringkat itu, relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori bersangkutan.
Baca juga: Efek Positif BI Rate, IHSG Siap-Siap Terbang
Peringkat itu, mencerminkan posisi Adi Sarana kuat di industri penyewaan kendaraan, aliran pendapatan stabil dengan segmen bisnis beragam, dan profil armada baik. Peringkat itu, dibatasi tingkat leverage keuangan tinggi, kompetisi ketat industri kurir, dan sensitivitas terhadap pertumbuhan makroekonomi akan menekan pertumbuhan bisnis.
Peringkat bisa naik kalau Adi Sarana secara substansial mampu melampaui target pendapatan dan EBITDA secara berkelanjutan. Terutama bisnis kurir dan penyewaan kendaraan, diharap menjadi penghasil pendapatan utama dalam jangka waktu dekat hingga menengah. Itu harus disertai perbaikan tingkat leverage keuangan berkelanjutan. Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan gagal mencapai pendapatan dan/atau EBITDA ditargetkan. Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan menarik utang jauh lebih tinggi dari proyeksi tanpa dikompensasi peningkatan kinerja bisnis.
Baca juga: Pasar Bergejolak, Trisula Textile Garap Penjualan Domestik
Berdiri pada 2003 dengan armada awal 819 unit, Adi Sarana menyediakan layanan transportasi terintegrasi untuk individu dan korporat, transportasi logistik, layanan manajemen juru mudi, dan layanan lelang. Pada Maret 2019, Perusahaan mulai mengoperasikan bisnis kurir, di bawah anak usaha PT Tri Adi Bersama (TAB).
Per 31 Desember 2020, perusahaan mengelola lebih dari 26 ribu unit kendaraan, melalui 18 kantor cabang, dan 25 kantor perwakilan seluruh Indonesia. Pemegang saham ASSA adalah PT Adi Dinamika Investindo 25,1 persen, PT Daya Adicipta Mustika 19,2 persen, Theodore Permadi Rachmat 5,2 persen, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati 10,0 persen, Erida 3,2 persen, Hindra Tanujaya 0,9 persen, Jany Candra 0,6 persen, Tjoeng Suyanto 0,1 persen, dan publik 35,7 persen. (abg)