indoposnews.co.id – B-Trade memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jangka menengah bisa menciptakan rekor baru di level 7.500. Setelah itu Indeks akan kembali mengalami koreksi. Ada beberapa faktor indeks untuk jangka menengah bisa tembus level 7.500.
Pertama, sentimen positif dari laporan keuangan emiten tahun 2021. Di mana, kinerja emiten akan mengalami peningkatan sangat signifikan. ”Untuk sentimen positif masih datang dari laporan keuangan emiten annual 2021, harusnya banyak positif, dan naik secara tahunan,” tutur Founder B-Trade Wijen Pontus, saat Webinar Traders Wave by B-Trade.
Baca juga: Efek Perang, Sepekan IHSG Terpangkas 0,08 Persen ke Level 6.922
Ia menambahkan, dalam tempo dua pekan mendatang Indeks akan berada pada rentang 7.000. Level itu, merupakan support bagi Indeks, sebelum akhirnya nanti akan kembali terkoreksi. ”Oleh karena itu, target jangka pendek Indesk 7.200-7.300, tapi untuk jangka menengah di kisaran 7.500, kemudian Indeks akan turun lagi ke level 6.484,” imbuh Wijen.
Sementara saat bersamaan, PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel (MTEL), emiten infrastruktur menara dengan pertumbuhan tertinggi dibanding pesaing, sepanjang 2022 akan lebih agresif mengembangkan bisnis tower ke luar Pulau Jawa. Pasalnya, penyebaran tower di luar Pulau Jawa hampir 58 persen. Itu menjadi kesempatan bagi MNO untuk menggelar jaringan. ”Penyebaran tower 58 persen ada di luar jawa, dan merupakan daerah pertumbuhan baru. Ini membuka opportunity kepada MNO menggelar jaringan di luar pulau jawa,” tegas Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama.
Baca juga: Kerek Kinerja Torabika, Mayora Indah Jajakan Surat Utang Rp1,5 Triliun
Hendra menambahkan, dengan agresivitas perseroan memperluas bisnis tower di luar Pulau Jawa diharap bisa memberi dampak positif terhadap kinerja keuangan hingga pengujung 2022. ”Untuk guidance 2022, kita menargetkan 10 persen dari sisi revenue dari sisi Ebitda peningkat 13 persen bisa dicapai ketika memiliki Capex Rp9,9 triliun,” imbuh Hendra.
Hendra optimistis setiap tahun growth bisnis industri tower telekomunikasi bisa tumbuh 11 persen. Angka itu, melebihi growth industri tower secara nasional yang tumbuh 5 persen. ”Growth industri tower nasional 5 persen karena memang industri ini memiliki kontrak jangka panjang. Growth kita sampai 2025 sebesar 11 persen per tahun,” beber Hendra.
Baca juga: Obral 14,32 Juta Saham Cashlez, Steven Samudera Raup Dana Rp4,06 Miliar
Sekadar informasi, PT Kanaka Hita Solvera (KHS) kembali menyelenggarakan webinar Traders Wave by B-Trade mengulas market outlook bagi para investor bertema Investasi Aman, Tenang & Tumbuh. Webinar itu, juga berkolaborasi dengan PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel (MTEL) untuk melihat prospek kinerja perseroan ke depan. (abg)