Indoposonline.net – PT Astra International (ASII) terus mencermati peluang investasi ekonomi digital. Terutama perusahaan-perusahaan rintisan atau startup dengan prospek positif dan visi misi sejalan dengan perseroan. Selain memodernisasi bisnis, Astra selalu melihat peluang untuk melakukan inovasi bisnis secara organik.
”Peluang industri digital selalu kami cermati. Salah satunya investasi startup yang secara bisnis model punya prospek baik. Dan, paling penting ada added value untuk Indonesia,” tutur Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti, saat diskusi virtual dengan awak media, di Jakarta, Selasa (25/5).
Baca Juga: Kutip Tarif Cek Saldo, Berikut Penjelasan Bank Negara Indonesia
Tahun ini, perseroan sudah berinvestasi pada Sayurbox USD5 juta atau setara Rp70 miliar dengan kurs Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (USD). Lalu, pada Halodoc sejumlah UDD35 juta atau setara Rp490 miliar. Sebelumnya, Astra juga telah menyuntik dana ke Gojek senilai total USD250 juta atau Rp3,5 triliun.
Mengenai peluang kembali berinvestasi pada bisnis perbankan, perusahaan mengklaim masih mencermati perkembangan ekonomi dan industri perbankan. Maklum, Astra pernah membidani Permata Bank. Pada 2020 lalu, Astra melepas Permata bersama partner Standard Chartered. Sekarang, Astra fokus jasa keuangan sektor ritel. Apakah Astra nanti akan masuk bisnis perbankan lagi? ”Astra itu selalu me-review dari waktu ke waktu, dan tinjau selalu strategi bisnisnya,” ucapnya.
Baca Juga: Hero Supermarket Sulap Giant Menjadi IKEA
Strategi bisnis bukan bersifat tetap atau baku. Perlu penyesuaian dengan dinamika ekonomi dan perkembangan industri. Perseroan terus memantau apabila ada potensi-potensi bisa digarap, tidak terkecuali bank digital. ”Saya tahu banyak orang bicara bank digital. Kami punya tim aktif me-review dari waktu ke waktu mengenai itu dan memberikan masukan kepada manajemen untuk melihat arahan strategi ke depan. Astra selalu terbuka untuk beragam peluang bisnis dan sustainable,” tegasnya. (abg)