indoposnews.co.id – Sebagai bukti komitmen menyediakan pendidikan kelas dunia di Indonesia, sekolah interkultural Sampoerna Academy berpartisipasi merayakan United Nations Day setiap tahun. Itu dilakukan mewujudkan agenda bersama mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG).
Tahun ini, Sampoerna Academy mengusung tema keberagaman (diversity) kepada anak sejak usia dini, khususnya generasi Alpha agar dapat menjadi individu berwawasan global, dan menghargai keberagaman.
Baca juga: Helat Literacy Festival 2022, Sampoerna Academy Sajikan Sesi Mendongeng
International Early Years Curriculum (IEYC) Coordinator Sampoerna Academy Alia Md Noh, menegaskan sangat krusial memperkenalkan keberagaman sejak dini pada generasi Alpha yang diterapkan pada kurikulum Sampoerna Academy. ”Mengajari anak-anak untuk menyadari keberagaman sejak dini adalah cara terbaik mematahkan stereotip, membantu mencegah diskriminasi, dan intimidasi maupun isu seperti bullying. Sebagai sekolah interkultural, para murid Sampoerna Academy sudah dikenalkan dengan keberagaman budaya, bahasa, agama, suku, dan lain-lain sejak dini. Dengan semangat keberagaman pula, UN Day tahun ini kami mengadakan beberapa kegiatan pada masing-masing sekolah, seperti parade bendera mini, pakaian, dan makanan berbagai negara,” beber Alia.
Sampoerna Academy menerapkan pendidikan dengan fokus pada pedagogi STEAM. Memandu siswa menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner) sehingga mampu bersaing, unggul, dan menjadi pemimpin masa depan. Itu seiring komitmen Sampoerna Academy memberi pendidikan terbaik sejak dini untuk menciptakan generasi Alpha yang akan menjadi pemimpin masa depan.
Baca juga: Fokus Abad 21, Sampoerna Academy Ciptakan Lingkungan Sekolah Berwawasan Soft Skill
Generasi Alpha merupakan generasi dengan kelahiran pada rentang 2010-2025, dan menjadi generasi paling tergantung dengan teknologi, namun terbuka dengan perkembangan. Generasi ini menjadi generasi paling banyak memiliki akses di tengah banyaknya kesempatan, dan pilihan dunia pendidikan. Namun, ada tantangan dihadapi orang tua, dan pengajar untuk mengembangkan karakter Generasi Alpha dalam memahami keberagaman di sekitarnya.
Psikolog Anak & Remaja sekaligus Founder Relasi Diri Anastasia Satriyo mengungkapkan tidak kalah penting memperkenalkan keberagaman kepada anak sejak dini dengan cara menyenangkan agar mudah dipahami. ”Keberagaman dapat diperkenalkan dengan pengalaman langsung melalui apa yang bisa mereka lihat, dengar, alami, dan rasakan menggunakan indera. Misalnya, memperkenalkan warna warni pakaian, hiasan, makanan, cerita setiap daerah atau negara. Bisa juga diceritakan melalui keberagaman orang-orang terdekat, misalnya orang tua, keluarga, teman-teman maupun guru,” ulas Anas.
Baca juga: Wow, Sampoerna University Memenuhi Syarat Akreditasi NECHE
Dalam memperkenalkan keberagaman, Sampoerna Academy menerapkan pembelajaran dengan cara sederhana namun detail. Salah satunya membuat lingkungan beragam. ”Karena murid kami dari berbagai daerah maupun negara, kami memperkenalkan keberagaman melalui konsep home country, adopted country, dan house country. Sehingga mereka merasa lebih relate kepada apa yang telah mereka ketahui, dan konsep keberagaman juga jadi lebih mudah dipahami,” jelas Alia.
Sampoerna Academy menerapkan International Early Years Curriculum (IEYC) berbasis praktik dengan kebutuhan perkembangan anak usia 2-5 tahun. IEYC dirancang berdasar delapan prinsip pembelajaran, dan perkembangan anak secara intrinsik terkait dengan proses pembelajaran unik. IEYC menekankan pada pendekatan menyenangkan, holistik, fokus pada anak-anak untuk pembelajaran, perkembangan melalui pengembangan, dan pembelajaran esensial. Seperti kemandirian dan ketergantungan (Independence and Interdependence), berkomunikasi (Communicating), mengumpulkan informasi (Inquiring), hidup sehat (Healthy Living), dan kesehatan fisik, dan mental (Physical Well-being). Dengan konsep “Power of Play” untuk pendidikan anak usia dini, Sampoerna Academy bertujuan untuk menciptakan siswa mandiri dengan mengintegrasikan permainan dalam setiap pelajaran. Melalui konsep ini, siswa akan dengan mudah menyerap pengetahuan, dan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan.
Baca juga: Dukung Pemerintah, Sampoerna Academy BSD Vaksinasi Usia 6 -11 Tahun
”Fokus IEYC pada pengembangan karakter anak untuk mendorong, membantu siswa mengintegrasikan, dan menerapkan pengetahuan berbagai disiplin ilmu. Memfasilitasi siswa berpikir lebih holistik, dan mendorong untuk menjadi pemecah masalah atau inovator masa depan. Jadi, tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga kepada personal dimension, dan international dimension untuk membentuk anak menjadi global citizen,” tutup Alia. (abg)