Indoposonline.NET – Indeks saham Asia pagi ini, Rabu (23/6) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan naik. Itu setelah indeks saham Wall Street semalam rebound dengan ketiga indeks utama mencatatk kenaikan selama dua hari beruntun. Bahkan, indeks NASDAQ berakhir di level penutupan tertinggi seiring saham-saham Teknologi menanjak signifikan.
Menurut analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, pemicu kenaikan dua hari beruntun itu, menyusul komentar meyakinkan mengenai inflasi dan kebijakan moneter sejumlah pejabat the Fed. ”Sejak pertemuan kebijakan FOMC minggu lalu, pejabat the Fed berusaha menekankan bahwa the Fed akan terus mendukung ekonomi AS dengan melalui program pembelian aset dan suku bunga yang rendah demi untuk mencapai tujuan penurunan tingkat pengangguran dan target inflasi 2 persen,” katanya.
Baca juga: Stabil, Bank Mestika Dharma (BBMD) Sandang Rating idBBB+
Pandangan itu, juga disuarakan ketua the Fed Jerome Powell kala bersua komisi DPR AS. Powell menegaskan the Fed mempunyai niat untuk menciptakan pemulihan pasar tenaga kerja lebih luas dan inklusif. Tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga hanya berdasar kekhawatiran atas lonjakan inflasi.
Nilai tukar mata uang USD melemah pada saat Powell memberi keterangan di depan DPR AS sementara imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (U.S. Treasury) bertenor 10 tahun turun menjadi 1,46 persen dari sekitar 1,5 persen.
Baca juga: Ledakan Kasus Covid-19 Redam Lompatan IHSG
Untuk hari ini, investor menantikan rilis perhitungan awal (flash) data Composite PMI bulan Juni di AS, zona Euro, Jepang dan Australia. Dari Asia Tenggara, bank sentral Thailand (Bank of Thailand atau BOT) akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan dengan ekspektasi pasar BOT akan menahan suku bunga acuan di 0,5 persen selama sembilan bulan beruntun dan merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru. (abg)