Indoposonline.net – Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,3-5,3 persen menjadi 4,1-5,1 persen. Revisi utama mempertimbangkan dampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Sejatinya, BI melihat tren pemulihan ekonomi tanah air tahun ini. Bahkan, meningkat dari kuartal ke kuartal karena pelaksanaan program vaksinasi Covid-19. Hanya, vaksinasi belum bisa mengerek laju konsumsi masyarakat karena mobilitas terbatas. ”Jadi, penyesuaian proyeksi akibat tingkat konsumsi swasta tidak setinggi perkiraan,” tutur Gubernur BI Perry Warjiyo, secara virtual, Selasa (20/4).
Baca juga: Konsisten Negatif, IHSG Kembali Anjlok 0,23 Persen
Perry mengklaim tren pemulihan ekonomi akan tetap ada. Sebab, pemerintah tetap memberikan dukungan stimulus fiskal melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan anggaran Rp699,48 triliun. Pertumbuhan juga mendapat dukungan surplus ekspor. Itu didukung pemulihan aktivitas perdagangan dan harga komoditas di pasar internasional.
Di sisi lain, BI justru merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,1 persen menjadi 5,7 persen tahun ini. Karena pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China lebih cepat dari perkiraan. Itu tercermin dari perbaikan Purchasing Managers’ Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel sejumlah negara terus meningkat. Begitu juga dengan peningkatan volume perdagangan dan harga komoditas.
Baca juga: Kawal Rupiah, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen
Pemulihan ekonomi negeri Paman Sam didukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan stimulus fiskal Presiden Joe Biden senilai USD1,9 triliun. Sementara China, pulih berkat permintaan domestik dan global naik. (abg)