indoposnews.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia September 2021 mencapai USD4,37 miliar. Mengalami koreksi 8 persen dibanding surplus Agustus 2021 sejumlah USD4,75 miliar. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan Indonesia Januari-September 2021 secara keseluruhan mencatat surplus USD25,07 miliar, jauh lebih tinggi dibanding capaian periode sama 2020 sejumlah USD13,35 miliar. Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan itu, berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Baca juga: Pengelola CGV, Graha Layar Restorasi Fasilitas Pinjaman Jadi USD6 Juta
Selanjutnya, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi. Surplus neraca perdagangan September 2021 dipengaruhi surplus neraca perdagangan nonmigas tetap tinggi. Pada September 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas USD5,30 miliar, lebih rendah dibanding surplus Agustus 2021 senilai USD5,73 miliar.
Ekspor nonmigas pada September 2021 tetap kuat yakni USD19,67 miliar, meski menurun dibanding capaian Agustus sejumlah USD20,36 miliar. Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, serta produk manufaktur, seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan mekanis tercatat meningkat.
Baca juga: Hidupkan Ekonomi Kreatif, Graha Layar Buka Dua Bioskop CGV
Nah, ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen, sejalan perbaikan ekonomi domestik berlanjut. Defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari USD0,98 miliar pada Agustus 2021 menjadi USD0,93 miliar pada September 2021. ”Itu dipengaruhi kinerja ekspor, dan impor migas solid,” tegas Muhamad Nur, Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi BI, Jumat (15/10). (abg)