indoposnews.co.id – Summarecon Agung (SMRA) akan menggulirkan dividen Rp115 miliar. Alokasi dividen itu setara 15 persen dari torehan laba bersih tahun buku 2022 senilai Rp772 miliar. Jadi, pemegang saham perseroan akan menerima santunan dividen tunai senilai Rp7 per lembar.
Selanjutnya, sisa laba bersih sekitar 85 persen atau Rp658 miliar akan dicatat sebagai laba ditahan dengan alokasi penggunaan belum ditentukan. Keputusan itu, telah dipatenkan dalam rapat umum pemegang saham tahun Summarecon Agung pada Kamis, 15 Juni 2023.
Baca juga: Surplus 93 Persen, Tahun Lalu Summarecon Raup Laba Rp625 Miliar
Manajemen Summarecon mengklaim, gelontoran dividen tahun buku 2022 lebih besar dari edisi 2021. Tepatnya, menanjak 16,1 persen dari periode sama 2021 senilai Rp99 miliar. Berdasar komposisi pemegang saham, dividen itu akan menyambangi Semarop Agung senilai Rp39,09 miliar dengan tabulasi saham 33,83 persen. Lalu, investor publik akan berbagi Rp75,91 miliar mewakili kepemilikan saham 66,17 persen.
Selanjutnya, pemegang saham juga menyetujui penambahan anggota dewan komisaris. So, formasi dewan komisaris, dan direksi terbaru menjadi sebagai berikut. Dewan komisaris terdiri dari Soetjipto Nagaria Komisaris Utama, Harto Djojo Nagaria Komisaris, Hendri Rahardja Komisaris, Edi Darnadi Komisaris Independen, Lexy Arie Tumiwa Komisaris Independen, dan Ge Lilies Yamin Komisaris Independen.
Baca juga: Tegaskan Rating Obligasi Summarecon Agung idA+, Ini Alasan Pefindo
Susunan dewan direksi Summarecon Agung antara lain Adrianto P. Adhi Direktur Utama, Liliawati Rahardjo Direktur, Soegianto Nagaria Direktur, Herman Nagaria Direktur, Sharif Benyamin Direktur, Lidya Tjio Direktur, Nanik Widjaja Direktur, dan Jason Lim Direktur.
Pembagian dividen Summarecon Agung itu, berdasar laporan keuangan per 31 Desember 2022. Di mana, sepanjang tahun lalu itu, perseroan meraup pendapatan Rp5,72 triliun, melesat tipis 2,6 persen dari edisi sama tahun sebelumnya Rp5,57 triliun. Laba bersih terakumulasi Rp772 miliar, menanjak 40 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp550 miliar.
Baca juga: Dear Investor! Intip Ini Jadwal Dividen Summarecon Agung Rp99 Miliar
Selain itu, pada April 2022, perseroan mengantongi rating idA+, obligasi berkelanjutan III tahap II-B-2019, dan obligasi berkelanjutan IV tahap I-2022 dari lembaga pemeringkat kredit Pefindo. Itu merefleksikan posisi bisnis kuat industri properti, kualitas aset baik, dan pendapatan berulang memadai. ”Kondisi pandemi makin terkendali, turut memicu akselerasi perseroan. Unit usaha investment property mencatat pertumbuhan cukup tinggi tahun 2022,” tutur Adrianto P. Adhi Presiden Direktur Summarecon.
Tiga mall Summarecon beroperasi penuh, dan mendapat tingkat kunjungan cukup tinggi, hampir menyamai angka kunjungan masa sebelum pandemi. Penjualan rumah unit usaha Property Development juga berlangsung cukup baik. Dengan begitu, perseroan sangat optimistis untuk mencatat kinerja lebih baik tahun depan. ”Saat ini, kami tengah mengejar berbagai proyek dalam proses pembangunan. Di antaranya Summarecon Villaggio Outlets – East Jakarta berlokasi di Summarecon Emerald Karawang, dan Summarecon Mall Bandung kawasan Summarecon Bandung,” imbuhnya.
Baca juga: Peringkat Summarecon Jadi idA+, Simak Ini Pemicunya
Tahun lalu, Summarecon mencatat pra-penjualan Rp4,95 triliun, dan penjualan rumah masih mendominasi 75 persen. Di mana, kontribusi dari 8 kota terpadu (Township) sudah dikembangkan. Unit bisnis pengembangan properti menyumbang pendapatan Rp3,53 triliun atau 62 persen dari total pendapatan perseroan. Rumah mendominasi dengan porsi 50 persen dari total pendapatan pengembangan properti, dilanjutkan penjualan bangunan komersial, tanah kavling, apartemen, dan bangunan lainnya.
Pada November 2022, Summarecon meluncurkan proyek terbaru yaitu Summarecon Crown Gading menjadi kota terpadu ke-8. Hebatnya, dalam hitungan jam, tawaran dua kluster ludes terjual 390 unit dengan nilai pra-penjualan Rp827 miliar. Covid-19 makin terkendali, dan pelonggaran PPKM mengakibatkan peningkatan pendapatan signifikan segmen bisnis ini Rp1,48 triliun, melejit 61 persen dibanding tahun sebelumnya Rp918 miliar. Laba usaha meningkat 162 persen menjadi Rp677 miliar edisi sama tahun lalu sebelumnya Rp 259 miliar.
Baca juga: Melesat 80 Persen, Summarecon Agung Catat Laba Bersih Rp323,70 Miliar
Pusat perbelanjaan tersebar di Jabodetabek menjadi penopang utama pendapatan berkelanjutan dalam unit bisnis ini. Di mana, Kelapa Gading menghasikan pendapatan 46 persen, diikuti Serpong 33 persen, dan Bekasi 21 persen. Prospek pusat perbelanjaan juga masih terus membaik dengan Covid-19 makin terkendali.
Sementara itu, unit bisnis lain-lain terdiri dari bisnis perhotelan, rekreasi, dan lain-lain berkontribusi pendapatan 12 persen dari total pendapatan. Rugi usaha segmen bisnis ini turun menjadi Rp51 miliar dari sebelumnya Rp111 miliar. Itu akibat dari kenaikan pendapatan terutama dari bisnis perhotelan. Itu terefleksi dari peningkatan pendapatan 41 persen menjadi Rp710 miliar dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: Sold Out, 486 Hunian Summarecon Agung di Bogor Ludes Dua Hari
Nah, tahun 2023, Bank Dunia telah mengindikasikan ekonomi global akan melambat karena risiko resesi berbagai belahan dunia akibat tekanan inflasi, kenaikan suku bunga, krisis energi, dan ketegangan geopolitik. Kendati begitu, perseroan akan terus melakukan konsolidasi, memperkuat, dan mengembangkan kompetensi. Itu penting agar terus mampu memanfaatkan kebangkitan industri properti pasca-Covid-19.
Summarecon berharap pemerintah akan menghasilkan kebijakan-kebijakan mendukung pertumbuhan industri properti. Berdasar kajian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersama Universitas Indonesia, saat ini industri properti berkontribusi 14,63 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui beragam kebijakan, dan pertimbangan kepentingan bisnis, sepanjang 2023 perseroan mempertahankan target pra-penjualan Rp5 triliun. (abg)