Indoposonline.NET – PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) akhir Juni 2021 mencatat dana kelolaan alias asset under management (AUM) Rp35 triliun. Melesat 53,4 persen secara tahunan, flat dibanding akhir kuartal sebelumnya di kisaran Rp34,97 triliun.
Meski begitu, pertumbuhan dana kelolaan tersebut lebih cepat dibanding lompatan dana kelolaan industri 11,1 persen. Pada triwulan ini, dana kelolaan menerima arus masuk Rp0,47 triliun diimbangi dengan penurunan kinerja investasi Rp0,49 triliun. Rata-rata dana kelolaan Ashmore periode satu tahun terakhir menanjak 19,1 persen menjadi Rp32 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp26,8 triliun.
Baca juga: Serapan Capex Pengelola RS Mayapada Rp1 Triliun, Baru 25 Persen
Meski volatilitas terjadi sepanjang triwulan, indeks pasar saham Indonesia ditutup tidak berubah kuartal per kuartal, dan dengan saham-saham kapitalisasi kecil atau menengah, dan sektor terkait teknologi mengungguli saham kapitalisasi besar untuk due triwulan beruntun.
Pada sisi lain, pasar obligasi terus mengalami pemulihan. Di mana, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia mencapai puncak pada akhir Maret 2021 sebelum mengalami penguatan dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 21 basis points (bps) sepanjang triwulan tersebut, dengan volatilitas rupiah tetap terkendali.
Baca juga: Krakatau Steel Pasok 250 Ton Oksigen per Bulan
Berlatar pasar itu, produk ekuitas Ashmore berkinerja relatif baik, dan mengungguli masing-masing indeks acuan. Sementara produk dengan tema investasi pendapatan tetap memberikan kinerja positif Rp0,2 triliun. Arus masuk bersih pada periode itu, sebagian besar dalam produk reksadana saham. Mencerminkan permintaan meningkat terhadap kelas asset saham didorong lompatan daya tarik sektor teknologi.
Tema investasi pendapatan tetap juga menerima arus masuk positif selama triwulan tersebut bersamaan dengan arus masuk investor asing ke obligasi Pemerintah Indonesia meski ada beberapa volatilitas di pasar pendapatan tetap global.
Baca juga: Catat, Ini Jadwal Obligasi Adhi Karya Rp5 Triliun
Ronaldus Gandahusada Presiden Direktur AMOR menyebut Ashmore mengakhiri tahun buku 2020/2021 dengan peningkatan dana kelolaan kuat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Manajemen percaya pencapaian itu, tidak terlepas dari strategi perusahaan untuk terus melakukan inovasi produk, penurunan imbal hasil obligasi secara global, likuiditas kuat sistem perbankan, dan pemulihan berkelanjutan pasar saham.
”Pada Juni kami bermitra dengan Bukalapak, Buka Investasi Bersama (BIB) telah meluncurkan aplikasi platform investasi digital, bMoney. Aplikasi itu, telah diterima secara positif oleh pasar, dan sebagai agen penjualan digital kami. Kami berharap, bMoney menjadi kontributor pertumbuhan AUM jangka menengah hingga jangka panjang,” harap Ronaldus, Rabu (14/7).
Baca juga: Kasus Covid-19 Rekor, Cek Saham-Saham Ini
Tidak disangkal, menjelang akhir tahun fiskal, Indonesia menghadapi periode menantang. Itu tersebab peningkatan kasus pandemi Covid-19. Efeknya, memaksa kota-kota utama kembali melakukan pembatasan mobilitas. Namun, dengan berbagai kebijakan termasuk melalui peluncuran vaksinasi di kota-kota utama lebih luas, perusahaan optimistis upaya tersebut, dapat menstabilkan situasi, dan mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan.
”Kami percaya Indonesia memiliki posisi menarik di antara negara-negara pasar berkembang dengan fleksibilitas kebijakan fiskal dan moneter, imbal hasil yang menarik, dan mata uang yang stabil. Kami percaya kelas aset saham secara khusus akan mengalami pemulihan stabil terutama didukung saham sektor teknologi. Oleh karena itu, kami percaya prospek industri manajemen aset Indonesia tetap positif, dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Ashmore,” harapnya. (abg)