indoposnews.co.id – Natalia Firmansyah memborong 110 ribu saham PT Bukalapak.com (BUKA). Itu artinya Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak tersebut harus menebus senilai Rp108,1 juta. Aksi pembelian itu, terjadi pada periode 9,13,16 Agustus, dan 9 September 2021 pada kisaran harga Rp835 hingga Rp1.195 per lembar.
Kalau dikalkulasi, harga rata-rata transaksi pembelian dilakukan Natalia Rp982,73 per lembar. Harga itu, masih di bawah harga penutupan hari kemarin. Dengan begitu, aksi pembelian saham Natalia masih potential loss.
Baca juga: Terus Berinovasi, SIG Mantapkan Posisi sebagai Penyedia Solusi Bangunan Terintegrasi
Hanya, sebelum Bukalapak listing, Natalia sudah menggenggam 31.129.223 saham IPO Bukalapak. Saham Natalia sebelum Bukalapak IPO wajib lock-up. Saham itu, tidak boleh utak atik hingga delapan bulan sejak 26 Juli 2021. Berdasar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 25 tahun 2017, investor memperoleh saham dengan harga di bawah harga IPO dalam tempo enam bulan sebelum penyampaian pernyataan pendaftaran kepada OJK, dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan saham hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
Menyusul aksi beli itu, saham Natalia bertambah menjadi 31,29 juta dari sebelumnya 31,12 juta. Tujuan transaksi borong saham Bukalapak untuk tujuan investasi. ”Ya, untuk kebutuhan investasi,” tutur Natalia Firmansyah, kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (9/9). (abg)