Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal kembali tertekan. Secara teknikal Indeks mengkonfirmasi pola bearish meeting line terbentuk pada Jumat (6/8) dengan melemah di awal pekan.
Indikasi menguji support Moving Average 20 hari, dan 50 hari kembali sebagai uji ketahanan trend bullish jangka panjang. Indikator Stochastic dan RSI bergerak dead-cross pada area overbought. Indikator MACD bergerak negatif berpeluang cross over dari area overvalue. ”Sehingga secara teknikal Indeks berpeluang kembali melemah dengan support 6.052, dan resisten 6.136,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia.
Baca juga: IHSG Bergerak Mixed, Periksa Saham-Saham Ini
Saham-saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Aneka Gas Industri (AGII), Aneka Tambang (ANTM), Vale Indonesia (INCO), M Cash (MCAS), Timah (TINS), Sarana Menara Nusantara (TOWR), United Tractors (UNTR), dan Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA).
Menyudahi perdagangan Senin (9/8), Indeks anjlok 1,22 persen atau 75.97 poin ke level 6.127,46. Saham Elang Mahkota (EMTK), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Jago (ARTO), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS) menjadi laggard pergerakan Indeks.
Baca juga: Efek Ledakan Saham Bukalapak, Achmad Zaky Masuk Orang Kaya Anyar Indonesia
Meski dibuka dengan optimistis investor cenderung mengawali pekan dengan aksi jual. Penguatan sudah cukup optimistis pekan lalu akibat euforia product domestic bruto (PDB) memberi sinyal keluar dari zona resesi Indonesia. Minimum sentimen awal pekan, dan potensi pengurangan stimulus Amerika Serikat (AS) makin jelas menjadi alasan investor melakukan profit taking awal pekan.
Data indeks keyakinan konsumen Indonesia pada Juli 2021 terjun cukup dalam menjadi 80,2 dari 107,4 ikut andil dalam pesimistis investor awal pekan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih Rp670,15 miliar. Sementara itu, bursa Asia berpotensi kembali terkonsolidasi. Itu karena investor mempertimbangkan dampak penurunan harga komoditas, dan pembicaraan The Fed mengenai pengurangan stimulus hingga kebangkitan kasus virus delta. Harga minyak mentah WTI menyentuh level terendah tiga minggu terakhir.
Baca juga: Kapitalisasi Pasar Rp136,5 Triliun, Bukalapak Kudeta HM Sampoerna
Itu terjadi di tengah kekhawatiran ketegangan kasus virus delta akan menghambat pertumbuhan permintaan. The Fed menyerukan potensi pengurangan pembelian aset setelah ada kenaikan laporan pekerjaan kuat dua bulan terakhir. Investor akan menanti data inflasi juga akan menjadi indikator.
Penyebaran kasus Covid-19 varian delta di penjuru dunia menimbulkan kekhawatiran pemulihan dari pandemi akan terhambat. Kasus virus corona baru di AS melonjak ke level mingguan tertinggi sejak awal Februari. Sementara kematian meningkat paling tinggi sejak Desember. Indeks future Australia dan Hongkong naik mengiringi lonjakan indeks future Jepang setelah ditutup libur awal pekan. (abg)