Indoposonline.NET – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bervariasi dengan indeks S&P 500 cetak rekor tertinggi akhir Juni 2021. Indeks Dow Jones naik 210 poin ke posisi 34.502,51. Dow Jones didorong saham Walmart, Boeing, dan Goldman Sachs. S&P 500 menguat 0,1 persen menjadi 4.297,50. Indeks Nasdaq tersungkur 0,2 persen ke level 14.503,95.
Sepanjang semester pertama 2021, S&P 500 melangit 14,4 persen, Nasdaq menanjak lebih 12 persen, dan Dow Jones surplus lebih dari 12 persen. Pada kuartal dua 2021, S&P 500 bertambah 8,2 persen. S&P 500 mencatat kinerja positif lima beruntun. Investor mengabaikan inflasi tinggi. Terus memborong saham dengan ekspektasi ekonomi pulih lebih cepat.
Baca juga: Utang Turun, MNC Sky Vision Pikul Rugi Rp35,34 Miliar
Selain itu, the Federal Reserve (the Fed) akan mempertahankan kebijakan moneter longgar. Saham terbaik indeks Dow Jones antara lain saham Goldman Sachs naik hampir dua persen, dan mencatat kenaikan lebih dari 40 persen sepanjang 2021. Saham American Express melompat lebih dari 30 persen, dan Walgreen Boots Alliance naik lebih dari 30 persen pada 2021.
Lonjakan Wall Street tidak lepas dari hampir 60 persen orang dewasa AS telah menjalani vaksinasi Covid-19. Itu memungkinkan ekonomi kembali dibuka lebih cepat. Namun, varian baru Covid-19 telah menimbulkan beberapa kekhawatiran dengan lebih banyak pembatasan. Misalnya, pemakaian masker harus diterapkan kembali karena kecepatan vaksinasi telah melambat.
Baca juga: Erick Thohir Serukan Telkom Group Investasi Data Center
Sementara itu, bursa Asia Pasifik mayoritas ditutup menguat. Indeks Strait Times surplus 1,33 persen, Shanghai Stock Exchange naik 0,61 persen, dan Kospi menguat 0,30 persen. Penguatan bursa saham Singapura menyusul pertumbuhan ekonomi tahunan Singapura bisa melampaui perkiraan resmi di angka 4-6 persen tahun ini.
Lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,61 persen ke level 5.985,48. Total volume perdagangan Rp23,186 miliar saham senilai Rp 12,5 triliun. Indeks sejak awal perdagangan menguat. dan sempat menyentuh level tertinggi 6.011. Itu tersebab pernyataan Presiden Joko Widodo mengumumkan pemberlakuan kebijakan PPKM Mikro Darurat.
Baca juga: Kalah Bersaing, Morgan Stanley Lepas Jubah Anggota Bursa
Menilik data itu, Salvian Fernando, Equity Research Victoria Sekuritas menyebut untuk perdagangan Kamis (1/7), Indeks akan tertekan dengan bergerak pada suport 5.856, dan resisten 6.026. Itu disebabkan sentimen negatif finalisasi kebijakan PPKM Mikro darurat untuk mengatasi penambahan kasus Covid-19.
Kebijakan PPKM Mikro darurat sangat ketat itu, diproyeksi mampu menurunkan penambahan kasus konfirmasi harian menjadi lebih kecil dari 10 ribu per hari. Secara teknikal, Indeks kemarin sempat mengalami penguatan hingga menyentuh level tertinggi 6.011 tetapi tidak berhasil bertahan di level tersebut.
Baca juga: Kembangkan Ketenagalistrikan, PLN Berkolaborasi dengan Bank Mandiri
Sejumlah saham laik koleksi salah satunya saham Bank Aladin Syariah (BANK). Kemarin, saham BANK berhasil rebound dari support level Rp3.070, dan sukses close di level Rp3.210. Selain itu, volume perdagangan BANK termasuk tinggi. Berada di atas volume MA20.
Secara indikator stochastic juga terlihat mengalami golden cross antara garis persen K dengan garis persen D. Oleh karena itu, saham BANK masih berpotensi melanjutkan penguatan dengan target price level Rp3.350. Saham lain layak beli AKR Corporindo (AKRA), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS). (abg)