indoposnews.co.id – Wijaya Karya (WIKA) medio 2023 merugi Rp1,88 triliun. Bengkak 1.546 persen dari edisi sama tahun sebelumnya tekor Rp13,32 miliar. Efeknya, rugi per saham anjlok parah menjadi Rp209,72 dari periode sama tahun sebelumnya dengan minus Rp1,49.
Pendapatan bersih Rp9,25 triliun, menanjak 28 persen dari edisi sama tahun lalu Rp7,18 triliun. Beban pokok pendapatan Rp8,47 triliun, membengkak dari episode sama tahun lalu Rp6,55 triliun. Laba kotor terkumpul senilai Rp779,03 miliar, menanjak 24 persen dari fase sama tahun lalu Rp627,23 miliar. Total beban usaha Rp452,54 miliar, bengkak dari Rp350,04 miliar.
Baca juga: Tergerus 39.588 Persen, Wijaya Karya Boncos Rp521,25 Miliar
Beban penjualan Rp2,69 miliar, bengkak dari Rp1,31 miliar. Beban umum dan administrasi Rp449,85 miliar, naik dari Rp348,73 miliar. Laba usaha sebelum pendapatan dan Beban lain-lain Rp326,48 miliar, menanjak dari Rp277,19 miliar. Pendapatan lain-lain Rp296,76 miliar, turun dari Rp666,07 miliar. Beban laia-lain Rp1,21 triliun, bengkak dari Rp391,02 miliar.
Jumlah pendapatan, dan beban lain-lain Rp922,44 miliar, bengkak dari Rp275,05 miliar. Laba usaha setelah pendapatan, dan beban lain-lain Rp595,96 miliar, naik dari Rp552,24 miliar. Jumlah beban lain-lain Rp1,39 triliun, bengkak dari Rp526,03 miliar. Beban pendanaan Rp1,23 triliun, bengkak dari Rp550,22 miliar. Beban pajak penghasilan final Rp184,71 miliar, bengkak dari Rp143,62 miliar.
Baca juga: Wijaya Karya Injeksi Modal Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp6,12 Triliun
Bagian rugi entitas asosiasi Rp31,33 miliar, bengkak dari Rp12,2 miliar. Bagian laba entitas ventura bersama Rp60,57 miliar, susut dari Rp179,62 miliar. Selisih nilai wajar properti investasi nihil dari Rp391,2 juta. Laba sebelum pajak penghasilan Rp1,98 triliun, anjlok dari Rp26,2 miliar. Rugi bersih Rp1,99 triliun, longsor dari periode sama tahun lalu untung Rp12,35 miliar.
Total ekuitas Rp15,47 triliun, mengalami penyusutan dari periode akhir tahun sebelumnya Rp17,49 triliun. Jumlah liabilitas Rp56,7 triliun, mengalami koreksi dari episode akhir tahun sebelumnya senilai Rp57,57 triliun. Jumlah aset terakumulasi sebesar Rp72,17 triliun, mengalami kontraksi dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp75,06 triliun. (abg)