• Redaksi
Senin, Juni 9, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Headline Utama

Tuhan Duit

abu by abu
7 Desember 2022 05:27
Menteri Kesehatan

Menkes Budi Gunadi kala menjelaskan perkembangan dunia medis. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – PARA calon dokter spesialis ini berdialog langsung dengan menteri mereka: Budi Gunadi Sadikin. Selama dua jam lebih. Lewat zoom. Kemarin malam. Yang dibicarakan begitu banyak: termasuk soal darah biru, insentif, dan siapa yang seharusnya melahirkan dokter. Dokter Jagadhito, yang baru lulus spesialis jantung, tidak setuju dengan pernyataan Menkes bahwa hanya punya darah biru bisa ikut program spesialis.

“Ini bukan soal darah biru. Ini lebih karena menjadi spesialis itu biayanya mahal. Hanya yang punya uang bisa ikut spesialis,” kata Jagadhito lulus dari FK Unair tapi mengambil spesialis jantung di UGM. Putra mantan rektor ITS itu menjadi residen di RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Ia menunjukkan foto temannya yang bertugas di pusat kesehatan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Ibunya janda. Ia tidak berani menjadi spesialis. 

Itu karena ia masih harus membiayai adik-adiknya. Menkes tidak menolak pendapat Jagadhito. Tapi ia juga mengemukakan pengalaman pribadinya. “Saya ini begitu banyak dimintai rekomendasi oleh mereka yang mau masuk spesialis,” kata Budi Sadikin. “Mereka bilang, tanpa rekomendasi itu akan kalah dengan yang punya darah biru kedokteran,” tambahnya. Soal mahalnya biaya menjadi spesialis diceritakan Jagadhito. Sambil setengah protes.

Baca Juga

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

Baca juga: Jawara Kopi 

Ia seperti membawa aspirasi sesama residen –dokter yang magang di rumah sakit sebagai proses menjadi spesialis. Dokter residen itu biasanya ditugaskan di malam hari. Sampai pagi. Selesai tugas belum bisa pulang. Harus membuat laporan: apa saja yang dilakukan sepanjang malam. Lalu membuat tesis. Setelah itu baru bisa istirahat. Apalagi selama Covid-19. Ketika banyak dokter spesialis ”takut” ke rumah sakit. 

Praktis dokter residen mau tidak mau menjadi ujung tombak. Mereka tidak berani takut. Mereka ingin segera lulus menjadi spesialis. Rumah sakit adalah bangku kuliah bagi para calon spesialis. Tidak perlu pergi ke universitas. Sering dengan bangga mengatakan ”jadi dokter residen itu lebih sibuk dari dokternya”. Mereka tidak seperti sedang kuliah. Mereka sudah seperti dokter tetap di rumah sakit. Tapi, sebagai mahasiswa, mereka tetap membayar uang kuliah.

Kalau ditotal, SPP-nya saja, bisa mencapai Rp 150 juta. Maka inilah dokter yang tidak bisa cari uang karena kuliah, bekerja penuh sebagai dokter di rumah sakit, masih harus membayar pula. Itu menjadi salah satu penyebab mengapa sulit mencetak spesialis. Akibatnya jumlah dokter spesialis sangat kurang. Menkes tidak sependapat kalau persoalannya bukan jumlah melainkan penyebarannya. “Saya siap berdebat dengan siapa pun soal ini. Asal debat ilmiah.

Baca juga: Tiada Musuh Abadi 

Pakai data,” katanya. “Penyebarannya memang kurang bagus. Tapi jumlahnya juga sangat kurang,” katanya. Di forum itu lantas dibicarakan soal kemampuan universitas memproduksi spesialis. Jumlah fakultas kedokteran hanya 92. Yang punya spesialis hanya 20. Kemampuan tiap tahunnya sudah terbukti segitu. Bagaimana bisa mengejar kekurangan spesialis. “Sampai kita mati pun belum akan terkejar,” kata Budi Sadikin. 

“Kita ini sudah 77 tahun merdeka. Mengapa belum juga bisa memenuhi amanat kemerdekaan,” tambahnya. Maka Menkes bertekad akan mengubah semua itu. Sudah terbukti: dengan cara sekarang ini tidak akan mampu mencetak spesialis yang cukup. Maka sebentar lagi yang bertugas mencetak spesialis bukan lagi fakultas kedokteran. Tugas itu beralih ke rumah sakit. Yang meluluskan spesialis bukan lagi fakultas kedokteran, tapi rumah sakit. 

Bukan kementerian pendidikan tapi kementerian kesehatan. “Yang merasakan perlunya spesialis rumah sakit. Toh kuliah mereka juga di rumah sakit,” katanya. Maka, kalau mencetak spesialis nanti bukan lagi universitas mereka tidak perlu lagi membayar uang kuliah. “Dan lagi, jumlah rumah sakit jauh lebih banyak daripada fakultas kedokteran,” ujar Budi Sadikin. Kalau ”university base” benar-benar berganti menjadi ”hospital base” ini sebuah transformasi besar di dunia kedokteran dan kesehatan.

Baca juga: Perang Terbuka

Menkes blak-blakan mengungkapkan: mengapa universitas sebesar Gadjah Mada tidak punya program spesialis paru. “Itu hanya karena prodi penyakit dalam tidak rela ada program spesialis paru,” katanya. “Ini sangat tidak masuk akal. Tidak ilmiah sama sekali,” tambahnya. Hal serupa terjadi di Universitas Sriwijaya, Palembang. Di sana tidak bisa membuka spesialis jantung. “Penyebabnya hanya karena program spesialis lain tidak setuju,” katanya.

Sentimen-sentimen seperti itu tidak akan terjadi kalau untuk menjadi spesialis sudah beralih ke ”hospital base”. “Toh di berbagai negara begitu. Semua melakukan hospital base,” katanya. Maka Menkes bertekad membuka program spesialis di Papua. Ia mendengar banyak yang mengingatkan soal kualitas dokternya nanti. Tapi ia mengajukan pertanyaan yang harus dijawab: so what? “Apakah kita membiarkan begitu saja mereka ditangani dukun?” 

katanya. “Meski hasilnya nanti, katakanlah, tidak sebaik di Jawa, pasti masih lebih baik dari dukun,” tambahnya sambil menahan senyum. Menkes juga mengatakan: akan merombak sistem teknologi seputar lab dan apotek. “Nanti data dari lab dan apotek harus masuk dalam satu sistem digital,” katanya. “Data itu terhimpun dalam big data bisa dipertukarkan,” tegasnya. Seluruh hasil pemeriksaan darah, USG, rontgen, CT scan, MRI, menjadi satu data nasional bidang kesehatan. 

Baca juga: Alvin Kuya

Dari sini peta penyakit di Indonesia akan bisa dianalisis. Posyandu akan direvitalisasi. Termasuk akan diberi alat rapid test untuk mendeteksi beberapa penyakit. Posyandu bisa mendeteksi penyakit masyarakat jauh lebih dini. Keperluan pergi ke lab berbiaya lebih mahal berkurang. Salah satu residen dari Bukittinggi menyampaikan soal bully dari senior. Namanyi: Diniy Miftahul. Dia lulusan Universitas Andalas Padang yang mau jadi spesialis kandungan. 

“Sudah waktunya diakhiri,” ujar Diniy. Menkes sudah mendengar semua bentuk bully seorang senior pada residen. Mulai dari disuruh beli makanan, mencarikan lapangan untuk olahraga, sampai minta dibelikan sepatu. “Tolong Diniy nanti, kalau kelak jadi senior, jangan melakukan itu,” pinta Menkes. Dalam proses pendidikan spesialis, senior (mentor) sangat menentukan. Senior itu mendidik, membina, mengarahkan, menularkan ilmu, sampai memberikan nilai.

Baca juga: Korban Gempa Cianjur

Bully itu rupanya sudah turun-temurun. Yang mem-bully itu dulunya juga di-bully. Begitu banyak yang ikut diskusi di forum zoom tersebut. Juga merata. Dari semua provinsi. Mulai Aceh sampai Papua. Inilah forum pertama dalam transformasi bidang kesehatan. “Saya ingin mendengarkan langsung dari para dokter,” katanya kepada Disway. Dulu ia pernah melakukan acara serupa tapi mengenai penanganan Covid-19.

Sejak ada otonomi daerah ada sisi negatif soal penempatan dokter. Tapi Budi Sadikin sudah menemukan cara: “Daerah tidak memberi gaji baik bagi spesialis akan kami kunci. Anggaran dari pusat untuk proyek rumah sakit daerah tidak bisa dicairkan,” katanya. Sanksi lewat uang itu akan dilakukan dengan alasan ini: orang itu tidak hanya takut kepada Tuhan, tapi juga kepada uang. (Dahlan Iskan)

Tags: Budi Gunadi SadikinBully SeniordiswayDokter SpesialisKementerian KesehatanMagangmenteri kesehatanResiden

Berita Terkait

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional
Ekonomi

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

2025/06/05
Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 
Ekonomi

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

2025/06/02
Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar
Ekonomi

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

2025/06/02
Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar
Ekonomi

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

2025/06/02
Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar
Ekonomi

Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar

2025/06/02
Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  
Ekonomi

Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  

2025/06/02

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Meroket 193 Persen, Bank Amar Berbalik Cetak Laba Rp162 Miliar

Makin Dominan! Tolaram Borong 14,37 Juta Saham Bank Amar Rp4,59 Miliar

10 November 2023 08:27
Duo musik asal Jakarta, Suara Kayu

Suara Kayu Rilis Mini Album Kumpulan Cerita Pendek

19 Januari 2022 13:47
Indosat

Indosat Obral Dividen Rp2 Triliun, Telisik Jadwalnya Nih

23 Agustus 2022 09:03
benihbaik.com

Bantu Korban Covid-19 Forwat, Tokopedia dan BenihBaik.com Kumpulkan Dana Lebih Dari Rp 750 Juta

23 Maret 2021 06:20
IHSG

Wall Street Semringah, IHSG Pertahankan Level 6.500

14 Oktober 2021 09:00
Garuda Indonesia

Pantas Boros, 136 Armada Garuda Indonesia Sewaan

9 Juni 2021 18:07
Jerinx

Sempat Ditunda, Sidang Jerinx SID Digelar Hari Ini

18 Februari 2022 10:09
IHSG

Bursa Global Fluktuatif, IHSG Lanjutkan Tren Positif

21 Oktober 2022 06:27
Nyungsep 155 Persen, Pyridam Farma Boncos Rp93,84 Miliar

Nyungsep 155 Persen, Pyridam Farma Boncos Rp93,84 Miliar

17 Agustus 2024 13:27
Indocement

Indocement Tunggal Prakarsa Akuisisi Perusahaan Pelayaran, untuk Apa?

30 Januari 2022 13:27

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu