Indoposonline.net – Sheikh Yusuf Al-Qaradawi terinfeksi Covid-19. Ulama kelahiran Mesir itu, kini tinggal di Qatar. Kini, Ia menjalani perawatan medis. ”Syekh Al-Qaradawi telah terinfeksi virus corona, tapi dia dalam kondisi baik, puji Tuhan, dan dia menerima perawatan kesehatan,” tulis akun @alqaradawy melalui Twitter.
Dalam akun Twitter itu, ia juga meminta masyarakat untuk mendoakan agar Qaradawi segera pulih dan kembali bugar. Kabar itu, juga dikonfirmasi kantor berita dikelola Pemerintah Turki, Anadolu. Putranya, yakni Abdul Rahman Yusuf Al-Qaradawi membenarkan ayahnya terinfeksi Covid-19, dan sebelumnya telah menjalani vaksinasi.
Baca juga: Turki Buka Pendaftaran Program Vaksinasi untuk Pekerja di Bidang Pariwisata
Qaradawi, cendekiawan Mesir berkewarganegaraan Qatar. Sejak 2013 Qaradawi memilih hijrah ke Qatar dan mendapat perlindungan di sana. Hingga kini, ulama yang sering dipenjara oleh penguasa Mesir itu lantaran pernyataan kontroversialnya menetap di Doha.
Kehadiran Qaradawi di Qatar dan kritik terhadap Presiden Mesir Abdel Fatal al Sisi menambah keretakan antara Qatar dan negara-negara Arab. Sehingga negara-negara itu memboikot Doha atas tuduhan mendukung gerakan Islam.
Baca juga: Joe Bidan Tarik Semua Pasukan AS di Afghanistan
Hampir lima tahun silam, pada 2015 Qaradawi pernah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Mesir in absentia dalam kasus yang berhubungan dengan pembobolan penjara massal tahun 2011. Namun, dia membantah keterlibatannya dalam kasus tersebut dan menolak keputusan itu.
Qaradawi juga dianggap sebagai salah satu pemikir Islam. Ceramah-ceramahnya di televisi Al Jazeera ditonton jutaan orang. Tapi ungkapannya kerap dianggap kontroversial hingga dilabeli ekstremis. Khotbah Jumat yang disiarkan televisi, booming sebelum ada embargo dari sejumlah negara yang melarang kelompok Ikhwanul Muslimin.
Baca juga: Ramadan Tiba, Pemerintah Prancis Tingkatkan Keamanan di Masjid
Arab News menuliskan, Al-Qaradawi merupakan pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin serta Kepala Dewan Eropa untuk Fatwa dan Riset. Ia juga disebut menjadi salah satu pendiri IslamOnline.net.
Negara yang mengembargo tayangan itu yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Tapi pada Januari lalu, keempat negara tersebut sepakat mengakhiri perselisihan dengan Doha. (abg)