Indoposonline.net – Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Universitas Indonesia (UI) mengedukasi para santri di Pesantren Darussalam Sumenep, Jawa Timur tentang membuat sabun, batik ikat celup, dan pemasaran digital
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung dan memberdayakan para santri di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. “Para santri dihadapkan pada pilihan tetap bertahan di pesantren atau kembali ke rumah. Para santri yang kembali ke rumah umumnya sulit kembali ke pesantren karena keterbatasan ekonomi. Santriwati kadangkala diminta orang tuanya untuk kembali ke rumah karena akan dinikahkan dini. Oleh sebab itu, dukungan dari UI diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan para santri dalam beradaptasi dengan kemajuan zaman pasca belajar di Pesantren Darussalam dan kembali ke masyarakat,” ujar Widhyasmaramurti, S.S, M.A., Program Studi (prodi) Sastra Daerah untuk Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB).
Pembuatan sabun dirasakan sesuai untuk dilakukan karena mendukung pelaksanaan protokol kesehatan mencuci tangan di lingkup pesantren dan memiliki nilai ekonomi untuk diperjualbelikan ke masyarakat umum.
“Batik ikat celup diajarkan selain untuk mendukung komunitas batik cap yang telah ada di Pesantren Darussalam di bawah bimbingan Kiai Musyfiq, produk batik ini juga dapat menjadi produk ekonomi kreatif khas dari Pesantren Darussalamyang memiliki nilai jual yang baik,” ujar Mara.
Kiai Badrus Shaleh berharap jika pengetahuan yang berhubungan dengan produk ekonomi kreatif seperti pembuatan sabun, dan batik ikat celup (tie dye) serta pelatihan pemasaran digital akan mampu menjadi bekal dalam menghadapi tantangan di era globalisasi.
“Kami mengapresiasi kehadiran Tim Pengabdian Masyarakat Multidisplin dari UI karena para santri dapat mengetahui langsung proses pembuatan sabun, batik ikat celup, dan pemasaran digital dari dosen UI yang pastinya tidak mudah untuk mereka datang ke lokasi di masa pandemi ini. Kami berharap setelah ini para santri mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat membantu perekonomian mereka,” kata Kiai Badrus. (ram)