indoposnews.co.id – Institut Prancis Indonesia kembali menyelenggarakan Festival Sinema Prancis dengan tema “Resolusi”.
Edisi ke 23 yang diadakan pada 1 – 30 November 2021 akan menjadi 100 persen digital bekerjasama dengan platform video on demand Mola yang memberikan akses gratis dan terbatas kepada publik Indonesia untuk menyaksikan film-film Prancis pilihan baik itu fiksi, seri, dan dokumenter dengan takarir bahasa Indonesia.
Festival ini menawarkan sebuah perjalanan sinematografis dengan 17 film dan sebuah film seri, serta program bincang-bincang daring bersama sejumlah narasumber ternama.
Dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, festival akan dibuka pada 1 November dengan empat film petualangan di luar angkasa tentang astronaut Prancis, Thomas Pesquet. Keempat film tersebut – “16 Sunrises”, “The Fabric of A Hero”, “L’envoyé spatial” dan “Dans les yeux de Thomas Presquet” yang disutradarai oleh Pierre-Emmanuel Le Goff, menelusuri kembali misi perdana sang astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Kemudian, dari tanggal 2 November sampai akhir bulan, Anda dapat menonton seleksi film-film Prancis terbaik dari berbagai genre yang terdiri dari 13 film dan 1 film seri melalui platform Mola, yakni “Portrait de la jeune fille en feu” (Portrait of A Lady on Fire) karya sutradara de Céline Sciamma bersama Adèle Haenel mengenai kisah membara yang singkat dan intens antara seorang pelukis dan modelnya.
Ada pula “Les misérables” karya sutradara Ladj Ly, pemenang Penghargaan Juri Festival Film Cannes dan Film Terbaik Penghargaan César, mengenai sebuah kisah kronologis mendalam tentang Prancis kontemporer. Juga “Roubaix, une lumière” (Oh, Mercy) dari sutradara Arnaud Desplechin yang menelusuri sebuah kasus penuh teka-teki yang terjadi di Prancis Utara, antara drama sosial penuh gaya dan film detektif.
Baca Juga : Dibintangi Aktor dan Aktris Muda, Berikut Keseruan Film Love Knots
Sementara “Rebelles” (Rebels) dari sutradara Allan Mauduit, dibintangi Cécile de France, Yolande Moreau dan Audrey Lamy, mengisahkan komedi aneh yang menampilkan tiga perempuan dengan nuansa humor yang menantang pakem. Ada pula “L’Odysée” (The Odyssey) karya sutradara Jérome Salle, dibintangi Lambert Wilson, Audrey Tautou dan Pierre Niney, yakni sebuah film biografi yang menyentuh tentang eksplorator Prancis, Jacques-Yves Cousteau, dengan pesan ekologi yang tajam.
Film “Les vacances de monsieur Hulot” (Monsieur Hulot’s Holiday) akan memuaskan para pencinta film klasik. Mahakarya Jacques Tati yang dibuat pada tahun 1951 ini, adalah sebuah fabel sarkastik tentang keterikatan manusia pada kapitalisme dan modernitas.
Film lainnya meliputi “Jeux d’enfants” (Love Me If You Dare) karya sutradara Yann Samuell menelusuri kisah romantis sepasang kekasih yang tidak punya rasa takut, dibintangi debut duo Marion Cotillard et Guillaume Canet, “Un amour impossible” (An Impossible Love) dari sutradara Catherine Corsini bersama Virginie Efira dan Niels Schneider tentang perjuangan seorang ibu pemberani di Prancis berlatar tahun 50-an.
Kemudian, film “M.et Mme Adelman” (Mr. & Mrs. Adelman) dibintangi Nicolas Bedos dan Doria Tillier tentang pengembaraan sepasang suami istri yang luar biasa, melintasi berbagai kisah dan sejarah dari abad terakhir, “Le daim” (Deerskin) yang disutradarai oleh Quentin Dupieux yang memadukan komedi serta thriller dan parodi, mengisahkan seorang pembunuh berantai yang terobsesi dengan jaket kulitnya dan menjadi karakter sinematografis.
Film lainnya adalah “En liberté “(The Trouble with You) disutradarai oleh Pierre Salvadori, film komedi polisi yang puitis dan luar biasa, menampilkan Pio Marmai, Adèle Haenel dan Vincent Elbaz.
“Au revoir Là-Haut” (See You Up There) karya sutradara Albert Dupontel mengenai dua orang prajurit yang lolos dari kematian – yang satu seorang tukang gambar jenius dan yang lainnya seorang mantan akuntan – memutuskan untuk melakukan sebuah penipuan monumental tentang peringatan para pahlawan. (ash)