indoposnews.co.id – Penghimpunan dana via pasar modal Indonesia mencapai Rp136,9 triliun. Meningkat 199 persen dari periode sama 2020. Itu berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Per 24 Agustus 2021. ”Ada 28 emiten baru melakukan Initial Public Offering (IPO) alias Penawaran Saham Perdana),” tutur Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo, di Jakarta, Kamis (26/8).
Selain itu, masih ada penawaran umum sedang berproses dari 92 emiten dengan nilai nominal Rp50,6 triliun. Secara keseluruhan, pasar keuangan domestik terjaga stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 20 Agustus 2021 tercatat berada di level 6,031 atau melemah 0,6 persen (month to date) dengan aliran dana nonresiden tercatat masuk Rp2,40 triliun.
Baca juga: Cek, Ini Kelebihan Power Bank Fast Charging Laptop Baseus Blade 100W
Pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga terpantau relatif stabil dengan rata-rata imbal hasil SBN naik 0,3 basis points (bps) di seluruh tenor. Namun, investor nonresiden tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp10,35 triliun. ”Semarak penawaran umum di pasar modal masih akan terjadi hingga akhir tahun,” tambah Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Selanjutnya, OJK akan terus berusaha meningkatkan suplai. Antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy alias perusahaan rintisan untuk melakukan IPO diharap meramaikan perdagangan saham di BEI. Antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal, diharap menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Selama pandemi Covid-19 menyusul penerapan kebijakan pembatasan mobilitas oleh pemerintah, terjadi peningkatan dana mengendap dalam bentuk simpanan di perbankan, banyak dikonversi menjadi investasi. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar. (abg)