indoposonline.NET – Pendemi COVID-19 membuat orang tua ekstra ketat untuk menjaga pertumbuhan buah hati. Khususnya bagi meraka yang memiliki alergi. Gejalan yang terkadang sama membuat orang tua panik. oleh karena itu dibutuhkan pemahaman akan perbedaan gejala COVID-19 dan alergi sejak dini.
“Orang tua perlu mengetahui bahwa Si Kecil yang alergi tetap dapat tumbuh optimal dan berprestasi jika alerginya diatasi dengan deteksi secara dini,” ujar Dewi Angraeni, Business Head Morinaga, KALBE Nutritionals melalui keterangn resmi, belum lama ini.
Morinaga sebagai salah satu brand unggulan KALBE Nutritionals, mendukung program tahunan World Allergy Week dengan konsisten melalui berbagai program edukasi kepada masyarakat Indonesia. Dalam mendukung Si Kecil yang alergi mengoptimalkan pertumbuhannya agar tetap bisa berprestasi, tahun ini Morinaga Allergy Week mempersembahkan Webinar Kesehatan dengan tema “Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini“.
Baca juga : Pemerintah Sederhanakan Alur Pelayanan Vaksinasi COVID-19
World Allergy Week merupakan program tahunan inisiasi World Allergy Organization (WAO) dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai alergi dan penyakit lain yang terkait, serta menggagas pelatihan dan sumber daya untuk melakukan diagnosis dan tindakan pencegahan. “Untuk itu Morinaga selalu berkomitmen meningkatkan edukasi dan akses nutrisi melalui program World Allergy Week hari ini,” jelas Dewi Angraen
Pada acara webinar tersebut, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes. Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak menjelaskan bahwa, Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia. Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5% – 7,5%. Meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita.
“tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan. Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal. Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari. Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya,“ ungkap Prof. Budi.
Baca juga : AWAS ! LABSA Berbahaya untuk Kulit
Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika Si Kecil mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam. “Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ. Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53%, kemudian kolik 27%. Gejala susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari. Kejadian gejala di saluran napas yaitu asma 21%, rinitis 20%. Gejala alergi bisa muncul di kulit, organ ketiga, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35%, sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18%. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11%.” jelasnya.
Faktor risiko berkembangnya alergi pada Si Kecil dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi. Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada Si Kecil yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.
“Jika bunda tidak dapat memberikan ASI dan Si Kecil berbakat alergi tapi belum muncul gejala alerginya, maka dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP). Namun jika gejala alergi sudah muncul dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino,” ungkap Prof. Budi dalam acara webinar tersebut. (ash)