indoposnews.co.id – Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR) optimistis menjadi perusahaan teknologi unggul Asia Pasifik dua tahun mendatang. Berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital Asia Tenggara. Pasalnya, perseroan didukung tim professional berpengalaman bidang teknologi, manajemen data, perpaduan dinamis antara veteran kreatif, dan individu Gen Z melek teknologi.
”Kami yakin upaya berkelanjutan untuk tetap terus terdepan, dan mengintegrasikan teknologi terkini seperti AI, Decentralized Economies, Web 3, dan Metaverse, akan membantu klien mempertahankan, dan mengembangkan bisnis klien,” tutur Jeremy Quek, Presiden Direktur Lini Imaji Kreasi.
Baca juga: Terpaku! Perusahaan Abu Dhabi Gulung 6,2 Miliar Saham Pertamina Geothermal
Potensi pasar Asia Pasifik atas Big Data Analytics, Social Commerce, Immersive Tech, dan Cyber Governance diperkirakan mencapai USD511 miliar dua tahun mendatang. Dengan keahlian dan fundamental kuat, Lini Imaji Kreasi yakin dapat menjadi bagian perkembangan ekonomi digital Asia Pasifik. Pertumbuhan ekonomi digital, dan industri kreatif di Indonesia diperkirakan mencapai Rp4.608 triliun pada 2030.
Lini Imaji resmi mencatat saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menawarkan 20 persen dari total saham dicatatkan alias maksimal 1,27 miliar lembar dengan harga Rp100 per eksemplar. Dengan skema harga itu, perseroan meraup dana taktis Rp127,8 miliar. Secara bersamaan, Lini Imaji menerbitkan waran 5 banding 4. Setiap pemegang lima saham baru berhak memperoleh 4 waran seri I.
Baca juga: Borong 80 Juta Saham Avia Avian, Tancorp Global Rogoh Rp51 Miliar
Mayoritas dana IPO sebagai modal kerja untuk mendukung perkembangan bisnis. Pemanfaatan Dana itu, untuk pengembangan platform dan produk, pengembangan riset dan analisis data, pengembangan sumber daya manusia, penguatan pemasaran, dan dukungan operasional lain dalam pengembangan usaha. Lini Imaji juga akan membangun Gudang Kreatif untuk mendukung insan kreatif berbagai lokasi Indonesia dalam mengakses pasar internasional melalui pemanfaatan keahlian desain, coding, multimedia, pemasaran digital, animasi, dan live streaming e-commerce.
IPO Lini Imaji telah berhasil menarik minat berbagai investor lokal dan mancanegara. Efeknya, IPO perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed 45 kali dengan total pemegang saham lebih dari 18 ribu investor. Itu mengindikasikan antusiasme, dan optimisme investor pasar modal Indonesia terhadap masa depan bisnis perseroan.
Baca juga: Terkelupas 0,57 Persen, IHSG Bercokol di Posisi 6.856
Melalui proses IPO itu, Lini Imaji berupaya mempertahankan, dan memajukan operasi di Asia Pasifik. Saat ini, perseroan telah memiliki operasi bisnis di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Perseroan optimistis akan pelaksanaan ekspansi operasi bisnis ke Thailand, Filipina, Vietnam, dan Hong Kong dua tahun ke depan. Dengan lebih dari 200 juta user engagement lebih dari 25 juta basis pengguna, dan jaringan mitra strategis global, perseroan dapat membantu klien meningkatkan kinerja bisnis dengan mengadaptasi standar global kepada aplikasi lokal.
Kemampuan Lini Imaji untuk menawarkan solusi komprehensif dengan biaya efisien Asia Pasifik mampu menghasilkan peningkatan kualitas output, produktivitas operasional, dan peningkatan Return on Investment (ROI) bagi klien sekaligus mendorong profitabilitas perseroan. Lini Imaji, perusahaan teknologi membantu bisnis berbagai perusahaan meningkatkan pendapatan, dan keuntungan.
Baca juga: Momen Lebaran, Matahari Department Kebut Pembukaan Lima Gerai
Lini Imaji beroperasi sejak 2021, dan fokus mengembangkan penggunaan Mixed Reality, AI, Web 3.0, Metaverse, dan Decentralized Economies untuk terus berinovasi, dan menciptakan layanan teknologi baru untuk memanfaatkan peluang pasar di masa depan. Perseroan memiliki kesiapan cukup menghadapi tantangan bisnis ke depan di tengah ekosistem digital bergerak sangat cepat.
Tingkat kompetensi, dan kemampuan mumpuni bidang teknologi social commerce, teknologi imersif, tenaga profesional berpengalaman, menguasai spesialisasi analisis big data, dan cyber governance, turut mendukung pertumbuhan perseroan seiring peningkatan ekonomi digital. (abg)