indoposnews.co.id – Peleburan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dałam BUMN klaster pangan tengah berlangsung. Merger BGR dalam PPI sesuai amanah Presiden Joko Widodo yang telah diturunkan melalui PP Nomor 97 tahun 2021. ”Kami sedang godok model bisnis PPI baru yang dapat menyatukan bisnis-bisnis perdagangan klaster pangan. Itu penting untuk meningkatkan efektivitas, dan volume penjualan,” tutur Prasetyo Adi, Koordinator BUMN Klaster Pangan, Jumat (24/9).
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) itu, berharap PPI dapat menjadi pintu gerbang ekspor produk-produk klaster pangan. Misalnya, hasil laut, perikanan, dan komoditas lain ke mancanegara. Penggabungan BGR dalam PPI akan menjadikan perseroan lebih kuat dalam bisnis trading dan logistik. Perusahaan harus terus menggali potensi, lebih mandiri, dan merambah market di luar captive. PPI baru akan menjadi kekuatan trading logistik klaster pangan. ”Ya, meski pada tahap awal, tidak dipungkiri beberapa tantangan harus dihadapi,” tegas Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati.
Baca juga: Terbesar ASEAN, Rights Issue Bank BRI Sedot Milenial
Manajemen BUMN terus memberikan dukungan penuh untuk menyelesaikan proses merger ke PPI. ”Kami pastikan seluruh proses berjalan mulus. Masa transisi tidak mudah. Banyak harus didiskusikan dan disiapkan. Manajemen PPI dan BGR duduk bersama untuk kelancaran proses tersebut,” aku M. Kuncoro Wibowo Direktur Utama BGR.
Sekadar informasi, ada delapan BUMN akan bergabung dalam klaster pangan untuk persiapan sebagai holding. Delapan BUMN itu meliputi, Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics. (abg)