Indoposonline.NET – PT Dharma Satya Nusantara (DSNG) semester pertama 2021 membukukan laba Rp213 miliar, naik 19 persen dibanding periode sama 2020. Itu didorong kenaikan harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO), dan perbaikan kinerja usaha produk kayu.
Nilai penjualan terkumpul Rp3,3 triliun, naik 5 persen dibanding periode sama tahun lalu. Nah, dari total penjualan itu, segmen usaha kelapa sawit berkontribusi Rp2,7 triliun atau 82 persen. Dibanding semester pertama tahun lalu, nilai penjualan kelapa sawit itu, masih mengalami lompatan 2 persen, meski volume penjualan CPO semester pertama tahun ini mengalami koreksi 10 persen menjadi 279 ribu ton. Itu terjadi menyusul penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS).
Baca Juga: Oneject Pasok 850 Juta Jarum Suntik Pesanan Unicef
Produksi TBS perseroan pada semester pertama tahun ini tercatat 1 juta ton, turun 2,1 persen dibanding periode sama tahun lalu, dengan total TBS diproses 1,27 juta ton, atau 1,9 persen lebih rendah dibanding semester pertama tahun lalu. Sepanjang kuartal empat 2019 hingga kuartal pertama 2020, Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan lokasi utama perkebunan perseroan. Daerah paling terdampak El Nino sehingga imbas lanjutan El Nino itu, masih mempengaruhi tingkat produksi TBS perusahaan sepanjang tahun ini.
Selain itu, munculnya La Nina sejak awal 2021 mengakibatkan curah hujan berlebihan ikut menghambat evakuasi panen TBS, dan berdampak pada tingkat Oil Extraction Rate dan Free Fatty Acid (FFA). Efeknya, mempengaruhi produksi CPO perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini, turun 8 persen dibanding semester pertama tahun lalu, menjadi 288 ribu ton.
Baca Juga: Patok Pembiayaan Rp1,1 Triliun, BSI Gelar Akad Massal KPR Sejahtera
Direktur Utama Dharma Satya Andrianto Oetomo, menyebut kenaikan harga CPO masih menjadi pendorong kinerja finansial paruh pertama tahun ini. Harga penjualan rata-rata CPO Dharma Satya paruh pertama tahun ini mencapai Rp8,4 juta per ton atau naik 8 persen dibanding periode sama tahun lalu. Selain itu, segmen usaha produk kayu juga berkontribusi positif tahun ini, baik dari panel maupun engineered flooring. ”Itu seiring mulai perbaikan perekonomian negara tujuan ekspor, antara lain Amerika Serikat, Kanada dan Jepang, meski pandemi Covid-19 belum usai,” tutur Andrianto, Kamis (25/8).
Penjualan segmen usaha produk kayu perseroan semester pertama 2021 tercatat Rp589 miliar, naik 20 persen dibanding semester pertama 2020. Kenaikan itu didorong lonjakan volume penjualan panel 9 persen menjadi 52 ribu m3, dan volume penjualan engineered flooring 30 persen menjadi 524.200 m2 dibanding semester pertama tahun lalu. Laba operasi Rp547 miliar, naik 55 persen dibanding periode sama tahun lalu, dengan margin laba operasi 17 persen, membaik dibanding semester pertama tahun lalu 11 persen. Ebitda tercatat Rp809 miliar, naik 17 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, dengan margin Ebitda 26 persen, membaik dibanding margin Ebitda semester pertama tahun lalu 22 persen.
Baca Juga: Dongkrak Kinerja, Bank Amar Perkuat Ekosistem Digital
Memasuki semester dua tahun ini, saham Dharma Satya merupakan salah satu dari 100 saham terpilih masuk dalam Indeks Kompas 100 periode 1 Agustus 2021 sampai 31 Januari 2022. Indeks Kompas 100 itu, merupakan index saham hasil kerja sama antara IDX dan Harian media Kompas. Selain itu, Dharma Satya juga tergabung dalam Indeks Pefindo i-Grade (Investment Grade), yakni 30 saham pilihan lembaga rating Pefindo layak investasi, periode 1 Agustus 2021 sampai 31 Januari 2022. Sedang soal praktik ESG, saham Dharma Satya telah terpilih masuk Indeks SRI-KEHATI dua periode beruntun. Di mana, periode terakhir berlaku mulai Juli 2021 hingga November 2021. (abg)