indoposonline.net – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan. Secara teknikal, indeks rebound pada bullish trend line dan mencoba uji resistance moving average 5 hari sebagai konfirmasi penguatan lanjutan jangka pendek. Meski indikator stochastic memasuki area oversold dengan MACD bergerak undervalue.
Karena itu, Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia menyebut Indeks mencoba level support 5.980, dan resisten 6.098. Saham-saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Adaro Energy (ADRO), Bank Central Asia (BBCA), Bank BJB (BJBR), Bank Mandiri (BMRI), Harum Energy (HRUM), Bukit Asam (PTBA), Sri Rejeki Isman (SRIL).
Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Ekonomi, Ini Alasannya
Indeks mengakhiri perdagangan Jumat (23/4), surplus 0,38 persen atau 22.68 poin ke level 6.016,86. Mampu kembali bergerak lincah di atas level psikologis. Saham-saham sektor aneka Industri naik 2,95 persen dan keuangan menguat 0,78 persen menjadi leader penguatan.
Saham Bank Central Asia (BBCA) melengait 2,8 persen, dan Astra Internasional (ASII) terbang 3,2 persen. Investor asing tercatat net sell sebesar Rp41,42 miliar. Dan, secara year to date investor asing masih tercatat net buy Rp8,89 triliun.
Baca juga: BRI Bangkitkan Ekonomi Melalui UMKM
Sementara Indeks saham Nikkei minus 0,57 persen, TOPIX turun 0,39 persen, Indeks Hang Seng naik 1,12 persen, dan CSI 300 menguat 0,91 persen. Optimisme data ekonomi kuat menambah bukti momentum pemulihan ekonomi global di tengah kasus Covid-19 melonjak pekan ini.
Bursa Eropa menutup pekan dengan pergerakan yang terkonsolidasi. Indeks FTSE naik 0,01 persen, DAX minus 0,27 persen, dan CAC40 turun 0,15 persen. Sedang saham-saham bursa saham Amerika Serikat (AS) akhir pekan menghijau. Setelah data menunjukkan penjualan rumah baru AS rebound ke level tertinggi sejak 2006.
Baca juga: Wow Mantap, Asuransi Central Asia Sandang Rating idA+
Sementara itu, output produsen dan penyedia layanan juga mencapai rekor tertinggi pada April. Selanjutnya, pada pengujung bulan, Investor akan cenderung berhati-hati menyambut data indeks kinerja sektor manufaktur dan inflasi awal Mei 2021. (abg)