indoposnews.co.id – Sejalan dengan komitmen akan keberlanjutan lingkungan, Nestlé Indonesia menjadikan Hari Peduli Sampah Nasional sebagai momentum untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap penanganan dan pengelolaan sampah.
Hal tersebut dilakukan sebagai langkah konkret Nestlé dalam mendukung tantangan penanganan sampah yang masih harus menjadi perhatian semua pihak.
“Sejalan dengan ambisi Nestlé untuk menjadikan 100% kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025 serta mengurangi ⅓ penggunaan plastik baru, kami telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minuman kami, seperti DANCOW, MILO, NESCAFÉ, dan KOKO KRUNCH. ,” ujar Prawitya Soemadijo, Head of Sustainability PT Nestlé Indonesia.
“Kami sadar bahwa selain menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang, kami juga harus mendukung dan meningkatkan upaya penanganan sampah untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Maka dari itu, Nestlé juga terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan sistem penanganan sampah guna membuat masa depan yang bebas dari sampah,” sambungnya.
Baca Juga : Nestlé Indonesia Jalin Kerjasama dengan International Rice Research Institute
Melalui komitmen dan ambisi tersebut, Nestlé Indonesia melakukan pendekatan melalui tiga pilar Sustainable Packaging, di antaranya: Pengembangan kemasan inovatif (Develop new packaging),Dukungan bagi masa depan bebas sampah (Supporting a waste-free future) dan Mempromosikan kebiasaan bijak kelola sampah (Promoting waste-wisely habit)
“Kami berharap, serangkaian inisiatif dan kegiatan Nestlé, baik yang telah dilakukan maupun yang masih berjalan, dalam mendukung peningkatan manajemen tata kelola sampah bisa meningkatkan motivasi berbagai pihak agar semakin peduli terhadap lingkungan. Nestlé sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman tidak dapat bergerak sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, kami percaya bahwa dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama dengan mitra dan seluruh masyarakat untuk mengatasi tantangan global dalam hal manajemen sampah,” tutup Prawitya.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai penghasil sampah terbesar di dunia dengan memproduksi 67,8 ton sampah setiap tahunnya. (ash)