Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bangkit dari keterpurukan. Indeks masih akan berkubang di zona merah. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (18/8) Indeks akan mencoba mengitari level support 6.020, dan resisten 6.110.
Sejatinya, Indeks break out support moving average (MA) 20 hari, dan akan menguji support MA 50 hari. Secara teknikal pergerakan akan terkonfirmasi pada support MA 50 hari di kisaran 6.068. Itu dengan catatan, apabila terjadi rebound pada level tersebut akan menjadi titik balik pergerakan masih mengalami trend positif.
Baca juga: Chevrolet Ganti Piranti Baterai
Namun, apabila break out akan menjadi momentum jual dengan potensi pembentukan pola head and shoulders dengan indikasi pelemahan lanjutan hingga kembali menguji MA200 di kisaran 5.979. Indikator stochastic dan RSI bergerak pada momentum bearish mengiringi pergerakan tertekan dari indikator MACD alami negatif histogram.
Karena itu, menurut Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, sepanjang perdagangan kali ini, ada sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal. Antara lain Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Ciputra Development (CTRA), Harum Energy (HRUM), Indofood CBP (ICBP), Indofood Sukses Makmur (INDF), Tower Bersama (TBIG), Sarana Menara (TOWR), dan Wijaya Karya (WIKA).
Baca juga: Tak Banyak Bergerak,IHSG Datar
Mereview perdagangan Senin (16/8), Indeks menus 0,84 persen atau 51,58 poin ke level 6.087,91 setelah bergerak melemah sejak awal sesi perdagangan. Saham Elang Mahkota (EMTK), DCI Indonesia (DCII), Bukalapak (BUKA), Bank Jago (ARTO), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS) menjadi laggard pergerakan Indeks.
Sedang saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), dan Astra International (ASII) menjadi leader penguatan tidak mampu menahan laju koreksi Indeks. Investor berhati-hati saat data ekonomi, dan pergerakan ekuitas global sedang fluktuatif. Investor juga melihat prospek PPKM Darurat selanjutnya, dan mengukur dampak pada aktivitas bisnis berkelanjutan. Investor domestik lebih banyak menjual kala investor asing tercatat net buy Rp555,30 miliar.
Baca juga: Saham Inggris Ditutup Naik 0,38 persen
Sementara itu, bursa Asia berpotensi dibuka tertekan hari ini. Itu setelah ekuitas Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan terburuk sebulan terakhir di tengah kekhawatiran virus Covid-19 bangkit kembali, dan mengganggu pemulihan ekonomi. Ekuitas Tiongkok terdaftar di AS kembali turun setelah Beijing meningkatkan tindakan keras regulasinya.
Indeks berjangka Australia, Hongkong, dan Jepang tertekan. Harga komoditas mayoritas turun. Misalnya, minyak WTI tekor 1,04 persen, Batubara turun 2,33 persen, dan Nikel menukik 1,68 persen. Investor lokal akan menanti data neraca perdagangan Juli 2021. Di mana, aktivitas ekspor diperkirakan turun menjadi 30,2 persen, dan aktivitas impor akan menjadi 52,15 persen. (abg)