Indoposonline.NET – Penjualan sepeda motor nasional tahun ini diprediksi tumbuh 14,5 persen menjadi 4,2 juta unit. Katalisator pendorong penjualan motor keyakinan konsumen dan daya beli masyarakat terus membaik. Itu terjadi menyusul pemulihan ekonomi.
Meski begitu, kinerja penjualan motor masih dibayangi risiko peningkatan kasus Covid-19. Tidak disangkal, lompatan kasus infeksi virus memperlambat pemulihan ekonomi. ”Tambahan kasus Covid-19 akhir-akhir ini, mengganjal pemulihan ekonomi,” tutur Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro.
Baca juga: Positif, Kewajiban Bersih Indonesia Susut USD12,4 Miliar
Saat ini, pemerintah memperketat pelaksanaan PPKM mikro sejumlah kota besar Indonesia. Itu akan mengurangi aktivitas ekonomi beberapa sektor. Mislanya, restoran, pusat perbelanjaan, dan pariwisata. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan penjualan sepeda motor domestik Mei 2021 turun 46,1 persen secara bulanan (MoM) menjadi 254,7 ribu unit.
Sebelumnya, April 2021, penjualan sepeda motor domestik turun 9,3 persen (MoM) dengan unit terjual 472,8 ribu unit. Sebagai tambahan, pada Maret 2021 penjualan sepeda motor domestik sempat meningkat 38,0 persen (MoM) dengan unit terjual 521,4 ribu unit.
Baca juga: Terkesima, Bank Dunia Sanjung Transformasi Ekonomi Indonesia
Secara tahunan, penjualan sepeda motor domestik Mei 2021 tumbuh 1.065,7 persen (yoy). Peningkatan signifikan penjualan sepeda motor secara yoy itu, karena low based effect, dengan penjualan sepeda motor Mei tahun lalu hanya 21,8 ribu unit. ”Itu terjadi karena tahun lalu ada penerapan PSBB ketat mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi,” pungkas Andry. (abg)