Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal kembali menguat. Indeks akan beredar di kisaran support 6.093, dan resisten 6.176. Secara teknikal, Indeks mengonfirmasi rebound pada level support moving average 200 hari dengan potensi kembali pada jalur trendline terbentuk sebelumnya.
Indikator stochastic dan RSI memberikan sinyal momentum bullish pascaterkonsolidasi pada area dekat oversold. Indikator MACD bergerak divergence dengan histogram dan memberi sinyal kembali pada zona positif. ”Arah pergerakan IHSG akan mencoba bertahan di atas level 6100 sebagai konfirmasi penguatan trend,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas.
Baca juga: Pengelola Pusat Belanja Tekor, Ketua APPBI Bilang Begini
Sejumlah saham dapat dicermati antara lain Acset Indonusa (ACST), Aneka Tambang (ANTM), Alam Sutera Realty (ASRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), HM Sampoerna (HMSP), Harum Energi (HRUM), Vale Indonesia (INCO), Lippo Karawaci (LPKR), Mitra Keluarga karyasehat (MIKA), Timah (TINS), Waskita Karya (WSKT).
Mereview perdagangan Senin (23/8), indeks menguat 1,31 persen atau 79,06 poin ke level 6.109,83. Optimisme investor menyambut penguatan bursa regional pascalompatan mayoritas indeks saham Wall Street akhir pekan lalu menjadi salah satu faktor. Sektor teknologi surplus 3,06 persen, property naik 2,01 persen, dan infrastruktur menguat 1,71 persen menjadi pemimpin penguatan sektoral. Akselerasi positif KPR dan KPA pada semester pertama 2021 menjadi katalis positif saham-saham properti. Imbas beragam insentif pemerintah untuk menjadikan sektor properti menjadi salah satu sektor prioritas. Pemerintah beranggapan sektor properti mempunyai efek multiplier sangat tinggi terhadap sektor lain menarik kepercayaan kembali investor terhadap sektor ini.
Baca juga: IHSG Positif, Buruan Serbu Saham Elang Mahkota
Sementara itu, bursa Asia berpotensi dibuka menguat. Itu setelah dorongan optimisme pada vaksinasi Amerika Serikat (AS) meredakan beberapa kekhawatiran penyebaran varian delta. Itu berhasil mengankat ekuitas AS, dan komoditas energy. Dolar Amerika Serikat (USD) turun di tengah lonjakan harga komoditas termasuk penguatan signifikan harga minyak sembilan bulan terakhir.
Indeks berjangka ekuitas Jepang, Australia, dan Hong Kong mengalami penguatan memberi sinyal optimisme berlanjut. Di China, PBOC menyerukan akan lebih banyak dukungan kredit untuk ekonomi riil, terutama perusahaan-perusahaan kecil. Selanjutnya investor akan mengawasi data PDB, klaim pengangguran, harga pengeluaran konsumsi pribadi sebagai ukuran inflasi saat ini sedang diawasi ketat the Fed. Nah, dari harga komoditas mayoritas mengalami penguatan. Harga minyak WTI melesat 5,63 persen, Batubara naik 1,65 persen, Timah surplus 1,46 persen, dan Nikel melesat 2,51 persen cukup optimis. Secara sentimen Indeks berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini. (abg)