indoposnews.co.id – Semen Baturaja (SMBR) merombak formasi direksi, dan komisaris. Itu dilakukan dengan memberhentikan Direktur Pemasaran Mukhamad Saifudin, dan Direktur Umum & SDM Gatot Mardiana. Memberhentikan Komisaris Independen Darusman Mawardi, dan Komisaris Oke Nurwan.
Selanjutnya, perseroan mengangkat Hadi Daryanto sebagai Komisaris. Posisi Komisaris Utama masih dijabat Franciscus M.A Sibarani. Selain itu, juga mengubah nomenklatur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menjadi Direktur Fungsi Keuangan dan SDM, dan Direktur Produksi dan Pengembangan menjadi Direktur Fungsi Operasi.
Baca juga: Sepanjang 2022, Penjualan Alat Berat Kobexindo Melejit 41 Persen Jadi USD168,5 Juta
Dengan begitu, susunan kepengurusan Semen Baturaja menjadi sebagai berikut. Formasi Dewan Komisaris Semen Baturaja Franciscus M.A Sibarani, Komisaris Independen Chowadja Sanova, Komisaris Hadi Daryanto. Dan, susunan Direksi Semen Baturaja terkini menjadi sebagai berikut. Direktur Utama Daconi Khotob, Direktur Fungsi Keuangan dan SDM Perseroan Tubagus Muhammad Dharury, Direktur Fungsi Operasi Perseroan Suherman Yahya.
Perombakan tersebut telah dipatenkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (24/1). Selanjutnya, mengubah Anggaran Dasar (AD) perseroan setelah bergabung Semen Indonesia alias SIG (SMGR) dalam holding subklaster semen. Proses integrasi telah tuntas, dan melengkapi seluruh tahapan pembentukan holding BUMN Sub Klaster semen.
Baca juga: Jual 910 Juta Saham Jagoan Aa Gym, KH Asep Sulaeman Raup Rp87,8 Miliar
Negara RI dan SIG telah meneken akta perjanjian pengalihan 7.499.999.999 helai alias 7,49 miliar saham Seri B milik Negara dari Semen Baturaja ke SIG. Perjanjian itu, membuat status Semen Baturaja menjadi non-persero alias sederajat anak usaha SIG. Negara RI masih memegang 1 saham seri A Dwiwarna, sedang SIG memiliki 7,49 milair saham seri B, dan masyarakat memiliki 2.432.534.336 helai alias 2,43 miliar saham seri B.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya menyebut integrasi Semen Baturaja ke SIG merupakan pencapaian penting dari rencana transformasi BUMN dalam streamlining, dan clustering pada sub-klaster sektor semen. Kementerian BUMN ingin mendorong Sub-Klaster Semen sebagai penggerak industri semen berkelanjutan.
Baca juga: Kinerja Memburuk, Sentul City Kuartal III-2022 Rugi Rp76,7 Miliar
Langkah itu, dilakukan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, efisiensi produksi terkoordinasi secara regional, dan nasional. Berdasar kajian SIG, aksi korporasi itu berpotensi memberi nilai tambah hingga Rp1,66 triliun selama 2022-2026. Nilai tambah itu, dapat diperoleh melalui optimalisasi pendapatan, dan efisiensi biaya sepanjang rantai pasok.
Semen Baturaja telah merampungkan Pabrik Baturaja II, dan mulai berproduksi secara komersial pada 1 September 2017, dengan kapasitas produksi 1,85 juta ton semen. So, total kapasitas produksi Semen Baturaja menjadi 3,85 juta ton semen per tahun. SIG sebagai pemegang saham mayoritas Semen Baturaja akan membuat laporan keuangan, dan kapasitas produksi kedua emiten itu terkonsolidasi.
Baca juga: General Atlantic Masuk, Dua Pentolan Cimory Cuan Rp481 Miliar
Itu nanti akan meningkatkan konsolidasi pendapatan di masa mendatang. Konsolidasi dilakukan kala permintaan lesu dibanding kapasitas produksi perusahaan semen. Per 2020, utilisasi pabrik semen di Indonesia hanya 56 persen akibat permintaan turun, sedang kapasitas terpasang sudah tinggi. (abg)