Indoposonline.NET – Asabri terus mengurangi kepemilikan saham PT Bank Neo Commerce (BBYB). Terbaru, kepemilikan Asabri pada bank milik Akulaku itu, hanya tersisa 0,53 persen. Manajemen Bank Neo menyebut satu bulan terakhir terjadi pergerakan kepemilikan saham dinamis. Baik oleh investor institusional maupun masyarakat umum. Salah satunya kepemilikan saham Asabri pada Bank Neo, kini mengerucut jadi 0,53 persen. Padahal, sebelumnya pernah menggenggam 35,22 persen saham Bank Neo.
Merespons itu, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menilai perubahan kepemilikan saham hal wajar di industri perbankan. Ia menilai Asabri telah berperan besar dalam perkembangan BBYB. ”Bagi kami, Asabri turut mengawal langkah demi langkah Bank Yudha Bhakti dalam melayani masyarakat Indonesia sejak kurang lebih 30 tahun terakhir,” tutur Tjandra, Senin (23/8).
Baca juga: Melesat 113,4 Persen, Kioson Cetak Laba Bersih Rp1,5 Miliar
Kala Bank Yudha Bhakti melantai di bursa pada 13 Januari 2015, Asabri tercatat mengapling 21,89 persen saham perseroan. Kepemilikan saham Asabri menjadi 35,22 persen pada 2016. Lalu, pada 2017 terus merosot menjadi 34,12 persen. Selanjutnya, pada 2018 turun menjadi 23,89 persen, kemudian menjadi 20,13 persen pada 2019, dan pada akhir 2020 menukik menjadi 18,62 persen.
Pada akhir semester pertama 2021, Asabri mengoleksi 10,09 persen saham Bank Neo. Lalu, pada 2, 3, 5, 6, 9, dan 10 Agustus 2021 menjual saham Bank Neo hingga kepemilikan Asabri tersisa 4,28 persen atau 320,88 juta saham. Masih belum berhenti, pada perdagangan pekan lalu, tepatnya pada 19 Agustus 2021, saham Asabri pada Bank Neo menyisakan 0,53 persen.
Nah, selaras transformasi Bank Yudha Bhakti menjadi bank digital berlabel Bank Neo Commerce, babak baru dimulai dengan persetujuan regulator, mengukuhkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pemegang saham pengendali Bank Neo Commerce. Kini, Akulaku menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 24,98 persen. Berikutnya, kepemilikan PT Gozco Capital 17,88 persen, dan kepemilikan Asabri terpangkas menjadi 0,53 persen. (abg)