indoposnews.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bervariasi cenderung melemah. Itu terjadi di tengah sentimen positif dalam negeri, dan global minim. Oleh karena itu, IHSG akan terseret bursa Asia sudah menghuni zona merah.
Selain itu, IHSG akan terimbas sentimen negatif dari UK Consumer Confidence terus menurun. Pada January, kepercayaan konsumen merosot akibat kenaikan inflasi. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.530, dan resisten 6.650,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas, Jumat (21/1).
Baca juga: Bea Cukai dan Polri Gagalkan Penyelundupan Rokok Ilegal Rp6,6 Miliar
IHSG setelah membentuk patterned three black crows akhirnya dilanjut dengan candle putih, dan tertahan pada MA 80. Kondisi itu, membuat IHSG tidak menuju ke arah level support, namun hari ini masih akan menguji MA 5. Beberapa saham berpotensi naik yaitu KAEF, EMTK, EKAD, CENT, DOID, PGAS, PPRE, ADRO, INKP, TPIA, dan WIKA.
Kemarin, IHSG menguat 0,53 persen menjadi 6.626,87. Para investor merespons positif kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menahan BI-7DRR deposit and lending facility rate. Sektor penekan bursa yaitu sektor basic materials minus 0,94 persen, industrials merosot 0,82 persen, dan financials terkoreksi 0,70 persen. Investor asing membukukan net sell di pasar reguler Rp17,48 miliar dengan saham-saham paling banyak dijual BBRI, ASII, dan INCO.
Baca juga: Direksi Anyar Taspen Siap Tegakkan Lima Pilar BUMN
Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak negatif. Para investor AS merespons pesimis Januari ini mendekati kebijakan The Fed makin ketat di tengah rilis laporan keuangan perusahaan cendrung mix. Itu membuat volatilitas pasar saham dan obligasi mengakibatkan kenaikan treasury yield cukup cepat.
Sementara itu, bursa Asia pagi ini sudah bertengger di zona merah. Indeks Nikkei 225 terkoreksi 2,08 persen, Indeks Kospi menukik 0,69 persen. Para investor merespons lonjakan Japan Inflation Rate Desember 2021 naik 0,8 persen secara year on year (Yoy). Kondisi itu, membuat kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian menipis, khususnya Jepang merespons pelemahan Indeks cukup dalam. (abg)