indoposnews.co.id – PT Sejahtera Bintang Abadi Textile (SBAT) sukses mempertahankan kinerja positif. Itu terjadi di tengah lonjakan harga freight atau kontainer antara 300-500 persen. Lompatan harga signifikan menyusul kelangkaan kontainer kala pandemi Covid-19.
Nah, terlepas dari kendala kenaikan harga freight itu, Sejahtera Bintang Abadi tetap mampu mempertahankan pencapaian penjualan ekspor di kisaran 30 persen lebih dari total penjualan tahun lalu.
Baca juga: Bukalapak Eksekusi Right Issue Saham Allo Bank Rp1,2 Triliun
Sukses Sejahtera Bintang Abadi itu, berkat sejumlah strategi. Salah satunya, mengubah shipping term Free on Board (FOB). Di mana, pelanggan menanggung biaya pengiriman menjadi Cost, Insurance, and Freight (CIF) atau Cost and Freight (CNF) dengan memasukkan biaya pengiriman tersebut dalam harga jual produk kepada para pelanggan luar negeri.
Sejahtera Bintang Abadi memilih metode CIF atau CNF bisa membantu konsumen mendapat ruang lebih cepat. Sehingga tidak terjadi penumpukan stok di gudang, dan pelanggan dapat menerima barang lebih cepat. Lalu, dengan sistem FOB sebelumnya, konsumen di Eropa timur seperti Rusia dan Ukraina lebih terkendala untuk mendapatkan jadwal, dan ruang untuk kontainer.
Baca juga: MNC Studios International Operasikan Movieland Maret 2022
Selain itu, juga seringkali terjadi keterlambatan dari pihak liner. Oleh karena itu, Sejahtera Bintang Abadi mengubah sistem menjadi CIF atau CNF. ”Di mana, kami bergerilya dengan partner forwarder kami untuk mencari ruang dan jadwal yang lebih cepat,” tutur Jefri Junaedi, Direktur Utama Sejahtera Bintang Abadi, Senin (3/1).
Strategi berikutnya, Sejahtera Bintang Abadi fokus pengiriman ke negara-negara masih dinilai memiliki ruang cukup banyak untuk kontainer seperti Korea dan Malaysia. Sampai situasi pelayaran kembali kondusif, Sejahtera Bintang Abadi sementara mengirim lebih banyak produk ke Korea, dan Malaysia.
Baca juga: Ikuti Pemerintah, Adaro Energy Larang Seluruh Anak Usaha Ekspor Batubara
Selain permintaan tinggi, ruang kontainer di negara-negara tersebut masih cukup memadai. ”Saya rasa dua strategi itu, akan terus kami gunakan untuk mendukung ekspor produk. Kami optimistis menyongsong 2022 dengan memperluas atau meningkatkan market export 20 persen dari kapasitas produksi sekarang,” tegas Jefri. (abg)