Indoposonline.NET – PT Nusantara Infrastructure (META) tetap konsisten menjaga kinerja dan bisnis sepanjang 2020. Total pendapatan dan penjualan tercatat Rp1,57 triliun dengan Ebitda Rp241,23 miliar. Laba usaha mencapai Rp132,76 miliar. Hasil itu, tercermin dengan peningkatan aset 15,15 persen menjadi Rp5,85 triliun. Total ekuitas menjadi Rp3,36 triliun dengan rasio utang terhadap ekuitas berada di kisaran 59,95 persen.
Sektor jalan tol berkontribusi pendapatan usaha dan penjualan (tidak termasuk pendapatan usaha lain, dan pendapatan konstruksi) 63,47 persen atau Rp328,26 miliar. Sektor energi terbarukan menyusul dengan kontribusi 23,72 persen atau Rp122,66 miliar. Dan, kontribusi sektor pengelolaan air bersih mencapai 12,82 persen atau Rp73,90 miliar.
Baca juga: Tarif Resmi integrasi Transportasi JakLingko Tunggu DTKJ
Deden Rochmawaty General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure mengungkap di tengah kondisi perkembangan bisnis industri tidak kondusif sepanjang tahun lalu, manajemen mampu menjaga stabilitas bisnis, dan mencapai kinerja sesuai target. Itu berkat kontribusi, dan kerja sama positif seluruh individu perseroan. Manajemen telah melakukan berbagai antisipasi terhadap dampak-dampak social restrictions dengan tetap berpegang teguh pada kebijakan. Soal health first dan cash preservation dalam hal build cash, manage cash wisely terutama berhubungan dengan operational expenditure (Opex) & maintenance cost.
Selama pandemi Covid-19, perusahaan juga konsisten menjaga aset terpenting yaitu karyawan. Efeknya, hingga detik ini, tidak ada pengurangan jumlah karyawan. ”Ke depan, manajemen juga tetap akan melakukan rebalancing terhadap cash management sesuai kondisi seperti saat ini agar tidak memengaruhi aspek operasional, dan keuangan perseroan,” tutur Deden, Kamis (19/8).
Baca juga: Pefindo Tarik Seluruh Peringkat Tridomain Performance (TPDM), Ada Apa?
Perseroan sukses menyudahi tahun 2020 dengan menyelesaikan dua proyek konstruksi besar, yaitu Jalan Tol Layang A.P. Pettarani Makassar sepanjang 4,3 kilometer (km) sebagai ikon baru Kota Makassar. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung 15 mega watt (MW) Sumatra Utara, Sumut. Pengoperasian Tol Layang A.P. Pettarani Makassar diharap berkontribusi pada peningkatan volume, dan pendapatan perseroan, khususnya anak usaha sektor tol PT Makassar Metro Network (MMN).
Di samping itu, pengoperasian Jalan Tol Ruas Ciputat-Serpong, dan Kunciran-Bandara terhubung dengan Ruas Serpong- Kunciran sebagai bagian JORR 2, juga diharap menyumbang tambahan volume kendaraan kepada PT Bintaro Serpong Damai (BSD Tol). Perseroan juga tengah mengembangkan bisnis sektor jalan tol. Di antaranya melalui konstruksi penanganan banjir (Peninggian) pada KM 08+000 Jalan Tol Pondok Aren-Serpong telah mendapat persetujuan Dirjen Bina Marga. Lalu, konstruksi tidak sebidang ramp Junction Serpong dengan Exit ramp Pamulang, dan Pelebaran Jalan Arteri Exit Pamulang pada Jalan Tol Pondok Aren-Serpong juga telah mengantongi persetujuan Dirjen Bina Marga.
Baca juga: Sepanjang 2020, Laba Bersih PAM Mineral Terkumpul Rp32 Miliar
Selain itu, perseroan juga telah berhasil lolos dalam tahap prakualifikasi pengusahaan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated Cikunir-Ulujami ditetapkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) per 30 Juli 2021 sebagai satu-satunya entitas dalam konsorsium PT Marga Metro Nusantara, PT Adhi Karya (ADHI), dan PT Acset Indonusa (ACST) selanjutnya akan diundang mengikuti tahapan lelang.
Kinerja perseroan pada sektor energi terbarukan cukup stabil. Jumlah penjualan listrik pada 2020 rata-rata 10,9 MW per jam dengan total jumlah produksi energi mencapai 107.360.319 kwh. Perseroan akan terus mengembangkan usaha bidang energi terbarukan (EBT), dengan berupaya mengembangkan potensi pembangkit tenaga air, biomassa, surya, dan sampah di Indonesia. Sementara pada sektor air bersih, perseroan melalui sejumlah anak usaha juga sedang melakukan kajian pra-studi kelayakan maupun uji tuntas. Sejumlah kajian itu, diharap segera selesai agar dapat menambah portfolio perseroan. (abg)