indoposnews.co.id – Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui satuan unit kerjanya, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, bekerja sama dengan industri dalam menciptakan inovasi teknologi pengolahan polutan yang diberikan nama Reaktor Elektrokatalitik Portabel.
“Alat reaktor elektrokatalitik portabel sudah dimanfaatkan oleh industri karena memiliki banyak keunggulan, dengan dilengkapi konfigurasi teknologi yang compact, waktu proses yang cepat, mudah pengoperasian, sangat efektif mendegradasi zat warna, serta memiliki desain mobile,” kata Kepala BSKJI Doddy Rahadi lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Teknologi elektrokatalitik ini merupakan suatu metode pengolahan polutan berupa zat warna dengan prinsip advance oxidation process yang dibangkitkan dengan tenaga listrik.
Doddy memaparkan teknologi elektrokatalik ditentukan oleh pemilihan material elektroda (anoda-katoda), sehingga mampu bekerja secara simultan dengan mendegradasi polutan.
Baca Juga : Kemenperin Warnai World Expo 2020 Dubai
Konfigurasi sel serta pemilihan material anoda-katoda yang tepat menghasilkan gas oksigen dan hidrogen yang besar dalam bentuk proses flotasi polutan tersuspensi, sehingga efektivitas pengolahan menjadi besar.
Sementara itu Kepala BBTPPI Semarang Emmy Suryandari menyampaikan mekanisme degradasi polutan alat ini telah dibuktikan melalui hasil ujicoba untuk limbah batik pewarna naftol yang mampu menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) hingga 90 persen dalam waktu 1 jam, pewarna indanthrene sebesar 70 persen, dan air limbah batik jumputan sebesar 88 persen.
Selain itu juga dapat digunakan untuk air limbah tekstil yang telah melewati proses aerob dengan COD 264 miligram (mg) per liter dan berwarna hijau mampu diturunkan menjadi 107 mg per liter dengan visual jernih yaitu 153 PtCo (platinum cobalt) hanya dalam waktu 10 menit.
Menurut Emmy, alat reaktor elektrokatalitik portabel telah digunakan pada industri batik dan lembaga edukasi milik pemerintah, ke depannya direncanakan untuk industri tekstil dan IKM.
“Untuk itu, BBTPPI telah membentuk ekosistem kerja sama dengan industri dalam memasarkan alat tersebut. Harapannya melalui alat ini mampu memberikan alternatif solusi bagi industri dalam pengolahan polutan sekaligus mendukung program P3DN dan subtitusi impor,” tutur Emmy. (mid)