indoposnews.co.id – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idBBB- PT PP Properti (PPRO), obligasi, dan medium-term notes (MTN). Outlook negatif itu dipertahankan untuk mengantisipasi profil kredit berpotensi melemah pada jangka menengah. Pasalnya, permintaan sektor properti lebih rendah, dikombinasi dengan leverage keuangan tinggi. ”Kami proyeksi pendapatan PP Properti tahun ini akan turun signifikan. Maklum, pandemi Covid-19 berkepanjangan membatasi kegiatan pemasaran properti, proses serah-terima unit properti, dan pengembangan proyek,” tutur Aryo Perbongso Analis Pefindo, Senin (30/8).
Sisi lain, PP Properti tetap harus memenuhi kewajiban keuangan, biaya konstruksi, dan belanja modal. PP Properti berencana melunasi MTN akan jatuh tempo pada September dan November 2021 dengan menggunakan dana dari penerbitan obligasi pada kuartal tiga tahun ini. Selain itu, per 31 Juli 2021, PP Properti juga memiliki fasilitas pinjaman pemegang saham belum digunakan dari PT Pembangunan Perumahan (PTPP) idA/Stable sebesar Rp2,1 triliun. Fasilitas pinjaman itu, untuk melunasi kewajiban jatuh tempo pada 2021, dan 2022.
Baca juga: Pabrik Mazda di Jepang Berhenti Beroperasi
Obligor berperingkat idBBB memiliki kemampuan memadai dibandingkan obligor Indonesia lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi. ”Tanda kurang (-) menunjukkan peringkat yang diberikan relatif lemah, dan di bawah rata-rata kategori bersangkutan,” tegasnya. Peringkat perusahaan mencerminkan posisi PP Properti strategis bagi induk usaha, kualitas aset baik, dan lokasi properti relatif terdiversifikasi. Namun, peringkat dibatasi leverage keuangan tinggi, proteksi arus kas, likuiditas lemah, dan sensitivitas terhadap perubahan kondisi makro ekonomi.
Peringkat dapat diturunkan kalau Pefindo memandang tindakan manajemen PP Properti menyebabkan risiko refinancing menjadi lebih tinggi atas utang jatuh tempo dan atau memberi tekanan tambahan terhadap likuiditas. Peringkat juga dapat diturunkan kalau ada indikasi penurunan dukungan induk signifikan. ”Prospek peringkat dapat direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat meningkatkan struktur permodalan dan proteksi arus kas secara signifikan,” ucap Aryo.
Baca juga: Cerita Sukses Tania Ray Mina, Saudara Kandung Zaskia Adya Mecca di Bisnis
PP Properti mulai beroperasi pada 1991 sebagai divisi properti PTPP. Didirikan sebagai entitas terpisah pada Desember 2013. PP Properti mengembangkan, menjual apartemen, perumahan, menghasilkan pendapatan berulang dari hotel, dan mal. Per 30 Juni 2021, pemegang saham PP Properti PTPP 64,96 persen, publik 34,97 persen, dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan 0,07 persen. (abg)