indoposnews.co.id – Alunan musik dari grup Debu sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Kelompok pemusik muslim Sufi ini pertama kali hadir dua dekade lalu, tepatnya tahun 2001.
Dikutip dari laman resmi, grup musik religi Debu mengombinasikan banyak hal yang berbeda menjadi sebuah harmoni. Mereka memadukan Timur dan Barat, akustik dan elektrik, tradisional dan kontemporer. Hasilnya, musik yang kaya dan penuh warna, baru dan menarik.
Perkusi yang dimainkan Debu terdiri dari drum ala Barat, Turki, Arab, Persia, Peruvia dan Persia. Musiknya semakin kaya dengan biola, baglama Turki, instrumen senar pendek oud yang mirip kecapi, alat musik santur dari Iran, instrum qanun dari Timur Tengah, gitar akustik, keyboard dan bass.
Perpaduan semua ini membuat musik Debu bagaikan orkestra musik dunia versi mini.
Grup ini bernyanyi dalam sembilan bahasa, liriknya yang inspiratif ditulis oleh Shaykh Fattaah, sementara sebagian besar musiknya dikomposisi oleh Mustafa Daood, arranger dan juga vokalis utama.
Baca Juga : Sempat vakum, Festival Musik Coachella Berkumandang
Dari berbagai sumber, Debu lahir di Amerika Serikat sebagai Dust on the Road yang kemudian hijrah ke Indonesia dan berganti nama menjadi Debu.
Album perdananya adalah “Mabuk Cinta” yang rilis pada 2003 dan disajikan dalam dua bahasa: Indonesia dan Arab. Mereka kemudian meluncurkan album lain seperti “Makin Mabuk”, “Nyawa dan Cinta”, “Gubahan Cinta”, “Hep Beraber”, “Dianggap Gila”.
Debu juga wara-wiri di berbagai kota. Mereka turut meramaikan Festival Masjid Bersejarah dan Keraton di Masjid Istiqlal pada 2007, kemudian tampil di Konser Ambon Jazz Plus Festival 2009, menyanyikan musik yang liriknya berkisah soal perdamaian, cinta, kerinduan terhadap Yang Maha Esa dan pesan islami di hadapan ribuan umat muslim. Debu juga menghadiri Konser Kopi Pancong di Pontianak pada 2011, acara Toraja Internasional Festival 2013 di Bukit Ge’tengan yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Acara yang bertajuk kemanusiaan lekat dengan mereka. Debu pernah berpartisipasi dalam Malam Kepedulian “Bersatu Bantu Korban Kelud” dan menyampaikan pesan untuk korban bencana alam gunung Kelud pada 2014.
Dua tahun lalu, mereka juga jadi salah satu penampil di Muslim Weekland di Bogor pada 2020.
Pada 18 April 2022, drummer Debu Daood Abdullah terluka dalam kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus berisi enam orang yang ditumpanginya menabrak truk di Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) Jawa Timur arah Pasuruan.
Kecelakaan tersebut memakan korban jiwa, Firdaus (31) warga Kuala Lumpur, dan Alhadad Amal Sheikh Aidaros (30) warga Selangor. Korban luka lainnya adalah Umar, Jamilah Binti Abdul Qadir, serta sang pengemudi Miyarto.
Akibat kecelakaan itu, Daood mengalami patah kaki dan dioperasi. Doa dan harapan agar dirinya segera pulih mewarnai media sosial Daood yang mengunggah ulang postingan yang ditujukan kepadanya di Instagram Stories. (ash)