indoposnews.co.id – PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) semester I-2022 membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) total 7,5 juta ton. Terkoreksi 448 ribu ton atau minus 5,6 persen dari periode sama tahun lalu 7,9 juta ton. Volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat 7,1 juta ton, turun 302 ribu ton atau turun 4,1 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Kondisi itu, menyebabkan pangsa pasar domestik perseroan menjadi 24,3 persen. Penjualan ekspor menurun 25,9 persen menjadi 165 ribu ton dari periode sama tahun lalu 222 ribu ton. Pendapatan neto meningkat 3,7 persen menjadi Rp6,91 triliun dari periode sama tahun lalu Rp6,66 triliun. Itu akibat kenaikan harga jual pada Maret dan Juni 2022.
Baca juga: Teken PKB dengan Serikat Pekerja, Menaker Apresiasi Bank BTN
Beban pokok pendapatan melejit 12,5 persen menjadi Rp5,14 triliun dari periode sama tahun lalu Rp4,57 triliun. Itu disebabkan kenaikan biaya energi, terutama dari lonjakan harga batu bara, dan harga BBM Industri. Marjin laba bruto turun menjadi 25,6 persen dari periode sama tahun lalu 31,4 persen.
Untuk mengurangi biaya energi, perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2 persen pada akhir 2021 menjadi 17,6 persen pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88 persen menjadi 90 persen. Beban usaha juga naik sebesar 1,2 persen dari Rp1,48 triliun menjadi Rp1,50 triliun tersebab kenaikan biaya transportasi, dan penyusutan penambahan aset-aset sewa pada 2022.
Baca juga: Prospek Stabil, Pefindo Upgrade Rating Merdeka Gold Jadi idA+
Akibatnya, marjin Laba Usaha turun dari 9,6 persen menjadi 4,8 persen dan marjin EBITDA berkurang dari 19,2 persen menjadi 13,3 persen pada semester I-2022. Perseroan mencatat pendapatan keuangan–neto lebih rendah yaitu Rp76,8 miliar semester I-2021 menjadi Rp25,6 miliar, atau lebih rendah 66,7 persen disebabkan suku bunga keseluruhan lebih rendah semester I-2022 dibanding periode sama tahun lalu.
Beban pajak penghasilan–neto turun 47,2 persen dari Rp144,3 miliar menjadi Rp76,1 miliar disebabkan penurunan laba. Efeknya, laba periode berjalan turun 50,3 persen dari Rp586,6 miliar menjadi Rp291,5 miliar semester I-2022. Neraca keuangan tangguh tersebab adanya pembayaran dividen hasil kinerja tahun lalu, dan adanya program pembelian kembali saham sejak Desember 2021 sejumlah Rp2,44 triliun. Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan kas dan setara kas Rp3,1 triliun per Juni 2022. ”Arus kas kuat dari operasi, dan upaya gigih manajemen meningkatkan modal kerja adalah kunci mempertahankan neraca keuangan solid,” tutur Antonius Marcos, Direktur & Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa.
Baca juga: Akuisisi, Mitra Investindo Tawarkan Right Issue 2 Miliar Lembar
Dengan posisi neraca keuangan kuat, dan tanpa utang bank, Indocement siap menghadapi tantangan pemulihan ekonomi seiring terus berlanjutnya kelebihan kapasitas pasokan industri semen, siap berpartisipasi pada peluang untuk menjaga pengadaan, dan distribusi semen lebih efisien di masa depan. Biaya energi menjadi perhatian utama industri semen sejak tahun lalu.
Apalagi, konflik berlangsung di Eropa Timur membuat situasi menjadi lebih tidak terduga dengan rekor harga batu bara terjadi kembali pada Juni 2022. Harga energi diperkirakan tetap tinggi mengingat permintaan akan meningkat dari musim dingin akan datang. ”Kami telah menaikkan harga jual semen kantong pada Maret dan Juni tahun ini untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya energi tersebut. Diperkirakan volume penjualan semen curah akan tetap tinggi sebagai akibat cuaca panas, telah dimulainya beberapa proyek komersial, dan pengeluaran anggaran akhir tahun (year-end budget spending) untuk proyek infrastruktur pada semester II-2022,” tegas Antonius.
Baca juga: Nyungsep 2.096 Persen, Chitose Paruh Pertama 2022 Tekor Rp4,76 Miliar
Pangsa pasar semen curah pada semester I-2022 adalah 26 persen dari keseluruhan pasar semen. Itu merupakan peningkatan cukup besar dari periode sama dengan pangas pasar 21 persen. ”Perkiraan kami untuk pertumbuhan semen secara keseluruhan pada 2022 berada di kisaran 2-4 persen,” tegasnya. (abg)