Indoposonline.NET – Perkembangan teknologi membawa perubahan yang cukup besar bagi industri kreatif. Satu-satu demi satu ide lahir tanpa sebuah label perusahaan besar. Sebaliknya, kreativitas itu muncul melalui platform digital yang dikenal sebagai youtube. Wadah bagi penggiat kreatif dalam mengekpresikan karya-karyanya melalui video ini mendapat respon positif.
Youtuber-youtuber baru pun terus bermunculan dengan karya yang ditonton jutaan orang ” Melangkah kesana itu perjuangan berat, tetapi kalau lama-lama akan menyenangkan,” ujar content creator dan drummer, Rani Ramadhany saat jumpe pers virtual Beyond Creator: Indonesian Youtube Kamis (17/6)
Perihal fenomena public figure yang pindah ke Youtube juga tak lepas dari amatan para Youtuber, termasuk Rani Ramadhany. Dia menilai bahwa hal itu bagian dari kebebasan dalam berkarya dan dalam mengakses platform yang ada. “Sebenarnya tidak ada salahnya sih tapi keresahan yang aku rasakan sama dengan content creator yang lain adalah permasalahan di algoritma. Kalau itu kan tidak bisa dilawan juga karena mereka punya massa yang banyak tinggal dipindah ke Youtube. Sebenarnya itu tantangan bagi content creator untuk lebih kreatif supaya tidak tenggelam,” katanya.
Baca juga : “Jazz at The Gallery” Digelar Virtual
Dan menurutnya, sebuah karya memang tidak sekara kreativi. Namun keberuntungan dan terus eksis dalam melahirkan karya menjadi tolak ukur. Seba banyak konten kreator yang membuat konten dengan nilai produksi yang fantastis memikiki jumlah penontin yang minim. “Sedihnya ketika content creator sudah bikin konten dengan effort besar dengan biaya produksi juga besar dan modal sendiri tetapi jumlah viewer nya tidak sebanding dengan viewer konten yang isinya cuma, “Hi Guys” . Kalau begini, sudah tinggal hanya bagaimana kita berjuang dan juga faktor keberuntungan saja,” ujar Rani lebih lanjut.
Dia pun memiliki tips bagi para kreator dipanggung Youtube. “Pertama, tetap original dalam membuat konten. Kedua tanggung jawab, artinya content creator atau public figure di platform mana saja ketika sadar sudah memiliki audience, follower atau subscriber yang banyak harus bisa lebih bertanggung-jawab atas konten itu,” ulas Rani yang juga Finalis Asia’s Next Top Model S3 ini.
Baca juga : Sandiaga Uno : Fesyen Salah Satu Andalan dalam Ekonomi Kreatif
Alasannya, karena biar bagaimanapun penonton tidak bisa ditahan untuk bisa mengakses konten itu. “Walau sudah diberitahu untuk 18 tahun ke atas tapi kita tidak tahu siapa yang mengakses karena anak di bawah 18 tahun juga bisa mengakses. Jadi tolong untuk bertanggungjawab. Juga yang ketiga, untuk berpikir dua kali sebelum memproduksi. Semoga kita bisa membuat konten yang bermanfaat, entah mengedukasi atau informasi, atau ilmu. Kalau tidak bisa memenuhi tiga unsur tadi, setidaknya konten itu bisa menghibur in the good way,” papar Rani.
Sebagaimana diketahui Dengan membawa tema besar YouTube, Vision+ mempersembahkan konten original terbarunya berjudul Beyond Creator: Indonesian Youtuber pada Kamis, 17 Juni 2021. Rani terlibat dalam docuseries Vision+. Dituangkan dalam format docuseries, Beyond Creator: Indonesian Youtuber mengisahkan proses kreatif yang dilalui para content creator dalam mengerjakan konten-konten yang saat ini kita nikmati. Docuseries ini terbagi ke dalam 10 episode dari berbagai content creator Indonesia yang akan berbagi pengalamannya di dunia Youtube. (ash)