Indoposonline.NET – Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku belanja konsumen. Belanja online menjadi pilihan terbaik. Tanpa bersentuhan antarmanusia tentu sangat cocok di masa pandemi.
Menilik data dan fakta itu, Sepatu Bata (BATA) sadar diri. Menghadapi perilaku konsumen berubah drastis itu, manajemen Sepatu Bata mengambil langkah radikal. Sepanjang tahun ini, perseroan mengaplikasikan empat penggerak bisnis utama.
Baca juga: Perkuat Struktur Modal, Bank Ina Rights Issue 2 Miliar Saham
Pertama, penjualan melalui online shopping yaitu via website Sepatu Bata, dan berbagai e-commerce. Online shopping tidak terbatas pada bata.id tapi official store online Bata juga sudah menghampiri marketplace dan e-commerce partner. ”Misalnya, Shopee, Tokopedia, Lazada, JD.ID, Bukalapak, Zilingo, dan Zalora,” tutur Direktur Sepatu Bata Susan Amin, pada Public Expose Virtual Sepatu Bata, Rabu (16/6).
Selanjutnya, ChatShop. ChatShop dilakukan secara sporadis, dan dikomunikasikan melalui berbagai media. Melalui ChatShop itu, konsumen bisa mendapat personalize service. Konsumen berbelanja via ChatShop bisa menukarkan voucher belanja Bata Club meski belanja dari rumah.
Baca juga: OJK Loloskan Pembentukan DPLK BPD Sulselbar
Kemudian, Bata Club Member, perseroan memberi berbagai reward kepada pelanggan, khususnya pelanggan baru berbelanja di Bata. Tidak kalah penting dan tetap fokus membawa fresh footfall customer baru ke toko dengan customer belanja ulang menggunakan reward (Bata Club Member).
Terakhir social media engagement. Itu akan terus ditumbuhkan secara organik. Selanjutnya, ditambah dengan fitur customer voice bagi pelanggan, setelah berbelanja di gerai Bata. ”Kami akan launching program NPS semester II-2021. Customer dapat memberi feedback dari experience belanja dari sisi produk dan service hanya dengan scan QR Code tersedia di toko,” beber Susan.
Baca juga: Jejak Wall Street, Anak Usaha MNC Vision IPO di Nasdaq
Sekadar informasi, sepanjang tahun lalu, Sepatu Bata mencatat penjualan Rp459,58 miliar. Menukik 50 persen dibanding periode sama 2019 sebesar Rp931,27 miliar. Lalu, mengalami kerugian Rp177,76 miliar, melambung 758 persen dari periode sama 2019 dengan tabulasi laba Rp23,44 miliar.
Penjualan Sepatu Bata terdiri dari penjualan domestik dan ekspor. Penjualan domestik menyumbang pendapatan tertinggi Rp456,67 miliar, turun dari sebelumnya Rp921,07 miliar. Penjualan ekspor tercatat Rp2,90 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp9,81 miliar.
Baca juga: Catat, Ini Jadwal Rembesan Dividen Victoria Insurance Rp4,96 Miliar
Beban pokok penjualan turun menjadi Rp361,65 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp502,69 miliar. Beban penjualan dan pemasaran turun menjadi Rp215,09 miliar dari sebelumnya Rp273,44 miliar. Lalu, beban umum dan administrasi juga turun menjadi Rp105,25 miliar dari sebelumnya Rp116,84 miliar.
Laba kotor tercatat Rp97,93 miliar, turun 23 persen dari periode sama 2019 di kisaran Rp428,6 miliar. Operating profit minus Rp212,2 miliar, melorot 557 persen dari periode sama 2019 di kisaran Rp38,1 miliar. Laba sebelum pajak tekor Rp225 miliar, ambles 628 persen dari periode sama 2019 di level Rp35,8 miliar.
Baca juga: Keuangan Solid, Pefindo Tegaskan Rating Telkom Indonesia idAAA
Kas neto hasil aktivitas operasi Rp149,45 miliar. Penggunaan kas neto untuk aktivitas investasi Rp12,85 miliar, dan kas neto untuk aktivitas pendanaan Rp85,71 miliar. Sepatu Bata mencatat liabilitas Rp297,38 miliar, dan ekuitas Rp477,94 miliar. Total aset menurun menjadi Rp775,32 miliar dibanding tahun 2019 sebesar Rp863,14 miliar. (abg)