indoposnews.co.id – ”APAKAH agama Anda?” Ia menjawab: “Apakah menjadi penganut Alevi kriminal?” Yang menjawab itu calon kuat presiden Turkiye saat ini. Hasil jajak pendapat sementara ia unggul dari Tayyeb Erdogan. Sampai lima persen. Pemilu Turkiye dilangsungkan bulan depan, Mei 2023. Kini lagi seru-serunya kampanye di sana. Dunia Barat berharap Erdogan kalah. Di bawah Erdogan Turkiye menjadi satu-satunya anggota NATO mbalelo saat ini:
tidak mau menyetujui Swedia menjadi anggota NATO. Padahal, ketika Finlandia mengajukan diri menjadi anggota pakta pertahanan Atlantik Utara itu Erdogan menyetujui. Sikap keras Erdogan itu terkait dengan dua hal. Dan rakyat Turkiye suka Erdogan seperti itu. Swedia, menurut Erdogan, banyak menampung pemberontak separatis Kurdi. Kedua, Swedia membiarkan ada pembakaran Alquran di sana. Tidak hanya satu kali. Erdogan dinilai terlalu Islami.
Sebaliknya, penantangnya di Pilpres kali ini dianggap terlalu sosialis. Sang penantang menjadi salah satu wakil ketua organisasi sosialis dunia. Karena itu ia jarang berbicara soal agama. Sampai-sampai ada yang bertanya: agamanya apa. Nama Capres unggulan ini: Kemal Kılıçdaroğlu. Baca: kiliichdarolu. Umurnya 74 tahun. Ia seorang akuntan dan mantan pejabat di Kemenkeu Turkiye. Sebagai seorang sosialis ia dikenal sangat pro ekonomi rakyat dan pengusaha kecil informal.
Baca juga: Cara Jenaka Hadapi Mahfud MD
Nama Kemal menjadi sangat populer tahun 2017 ketika ia melakukan jalan kaki dari Ankara ke Istanbul. Pakai sandal. Sejauh Sukabumi ke Jakarta. Itu ia lakukan untuk menuntut keadilan dari pemerintah Erdogan yang dianggap otoriter. Di tengah perjalanan banyak pendukungnya bergabung. Total sampai 10.000 orang. Satu orang meninggal kena serangan jantung. Lalu, ganti anaknya bergabung di long march itu. Jarak itu ditempuh dalam 21 hari.
Tentu ada usaha pengadangan di beberapa tempat. Termasuk tiba-tiba ada proyek pembongkaran jalan. Tapi banyak juga yang simpati sambil kasihan. Para dokter mengingatkan agar Kemal ganti sepatu. Untuk menjaga kesehatan kakinya. Tapi Kemal tetap menyelesaikan demonya dengan sandal dan baju putihnya. Sejak itu nama Kamal sering disebut sebagai Mahatma Gandhi-nya Turkiye. Di lain pihak inflasi yang hyper di Turkiye membuat popularitas Erdogan menurun.
Baca juga: Trump Tuai Badai Karma
Apalagi ia sudah 20 tahun menjabat presiden. Mata uang Turkiye merosot tajam. Turkiye sering kena sanksi Amerika. Harga-harga kebutuhan hidup naik terus. Boleh dikata periode terakhir masa jabatan Erdogan kurang baik. Ndilalah kena gempa bumi pula, yang Anda belum lupa: begitu dahsyatnya. Tapi Erdogan dipandang sebagai orang kuat. Dua periode pertamanya pembangunan Turkiye luar biasa. Di perang Ukraina Turkiye berperan sebagai penjaga Selat Bosporus yang berwibawa.
Erdogan masih lima tahun lebih muda dari Kemal. Kini umur Erdogan 69 tahun. Di Turkiye belum muncul calon pemimpin yang lebih muda. Mungkin soal agama akan menentukan Pilpres bulan depan. Unggul 5 persen belum jadi jaminan Kemal akan menang. Apalagi keyakinannya pernah dianggap sebagai aliran sesat di Turkiye. Bahkan dilarang di zaman Kemal Attaturk, di tahun 1925. Keyakinan Kemal Kılıçdaroğlu adalah ini: Alevi. Alevi satu aliran tarekat di Turkiye dan sekitarnya.
Terbanyak di pedalaman Turkiye. Di pegunungan tengah. Kalau Anda melakukan perjalanan dari Ankara ke Konya, di tengah perjalanan itulah basisnya. Ankara adalah ibu kota Turkiye. Konya adalah tempat Maulana Rumi mengajarkan aliran sufinya. Berarti wilayah pedalaman Turkiye ini didominasi aliran sufi. Ketika perjalanan Anda dari Ankara melewati dua jam, beloklah ke kiri. Satu jam dari belokan itulah pusatnya Alevi. Di situlah ”pemegang kunci pintu” menuju Tuhan dimakamkan.
Baca juga: Tarian Mahfud MD
Ia adalah mursyid besar Alevi. Namanya, mungkin Anda tidak ingin tahu: Haji Bektash Veli. Alevi sebenarnya sama saja dengan aliran tarikat yang lain. Mereka percaya pemegang kunci pintu pertama menuju Tuhan adalah Ali bin Abu Tholib. Kedua, Hasan. Ketiga, Husein. Dan seterusnya. Bedanya, pemegang kunci itu, akhirnya sampai ke Haji Bektash di pedalaman Turkiye. Bedanya lagi, aliran Alevi memuja Ali jauh lebih hebat dari syiah. Alevi menambah dua kalimat syahadat menjadi tiga kalimat.
Kalimat ketiga itu berbunyi: “Ali adalah sahabat Allah”. Ali, di mata mereka adalah satu kesatuan dengan Muhammad. Ia ibarat dua sisi dari satu koin. Karena itu Alevi juga merayakan 10 Muharram, tanggal tewasnya putra Ali yang juga cucu Muhammad, besar-besaran. Ayatullah Khomaeni pernah menyebut Alevi adalah syiah juga. Alevi percaya 12 imam, para pemegang kunci pintu utama. Juga percaya Imam Mahdi. Haji Bektash, mursyid besar Alevi, orang Khurasan hijrah ke Turkiye.
Baca juga: Asa Jaga Dara
Begitu besarnya Alevi di pedalaman Turkiye sampai mereka punya ”masjid” sendiri. Semacam padepokan untuk manakiban Alavi. Bangunannya mirip masjid tapi bukan masjid. Di kota metropolitan Istanbul pun banyak terdapat padepokan Alevi. Di zaman itu, abad 12-13, banyak orang menjadi Islam karena tarekat. Sampai ke India. Pun Tiongkok. Bahkan sampai ke Albania di Eropa. Ketika Alevi dilarang di Turkiye pusat Alevi dipindah ke Albania.
Maka Pilpres Turkiye bulan depan juga menjadi persaingan antara Islam formalis dan Islam spiritualis. Antara sare’at dan tarekat. Tapi ujungnya ujung tetap saja politik kekuasaan. (Dahlan Iskan)