Indoposonline.net – Kemendikbud dan MarkPlus, Inc. mengadakan riset bertajuk “Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi”. Riset ini bertujuan untuk mengetahui ketertarikan calon peserta didik/orang tua terhadap pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi. Sebanyak 890 responden yang terdiri atas 390 responden untuk target pendidikan SMK dan 500 responden untuk target pendidikan tinggi vokasi.
Berdasarkan keterangan resminya, Responden untuk SMK terdiri atas peserta didik SMP, orang tua SMP, dan orang tua SD. Sementara responden untuk pendidikan tinggi vokasi terdiri atas peserta didik SMK, peserta didik SMA, orang tua SMK, dan orang tua SMA. Ada lima hal yang digali dalam riset ini, yaitu kesadaran atau awareness responden terhadap pendidikan tinggi maupun SMK sumber informasi, persepsi peserta terhadap pendidikan tingggi vokasi dan SMK, alasan ketertarikan, dan hingga keinginan rekomendasi.
Baca juga : Masuk Zona Hijua Covid-19, Kepulauan Seribu Terapkan Pendidikan Tatap Muka
Survei ini tidak hanya melibatkan para siswa, tetapi juga orang tua untuk melihat persepsi orang tua terhadap jenjang pendidikan. Survei dilakukan di 10 wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan jumlah siswa-siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota/titik utama, juga komposisi siswa SMK. Kesepuluh wilayah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara. Secara keseluruhan, riset ini menggunakan margin of error 5 persen, dengan tingkat confidence level 95 persen.
Dari sisi awareness, mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi. Sejumlah 92,3 persen responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6 persen responden mengetahui informasi mengenai pendidikan tinggi vokasi. Di sisi lain, responden dengan kategori orang tua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi pada fakultas vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9 persen). Berbeda dengan responden dari kategori orang tua siswa SMA, yang ingin agar anaknya memilih pendidikan tinggi fakultas nonvokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3 persen).
Baca juga : Perketat Prokes, Pendidikan Tatap Muka Tidak Bisa Bebas
Selain ketertarikan, riset ini juga menanyakan mengenai pendapat peserta didik SMK terhadap pembelajaran dan pengalaman yang dirasakan pada lembaga/instansi SMK. Dalam skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 6 (sangat setuju), hasil riset menemukan bahwa keseluruhan responden sepakat bahwa mereka menyukai dan berbahagia dalam bersekolah di SMK (skala 5,34).
Mayoritas responden memilih SMK dengan alasan terdapatnya jurusan yang diminati (skala 5,26). Selain itu, responden juga menyatakan bahwa pemilihan terhadap SMK tersebut didasarkan atas keinginan sendiri (skala 5,23).
Survei ini diharapkan dapat menjadi pacuan bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan awareness dan mengomunikasikan kualitas dan reputasi dari pendidikan vokasi. (Rim)