Indoposonline.NET – Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menjelang rilis data inflasi Mei mengalami koreksi. Dow Jones Industrial Average tekor 152,68 poin atau 0,4 persen menjadi 34.447,14 tiga hari terakhir secara beruntun. S&P 500 terkapar 0,2 persen ke posisi 4.219,55, dan Nasdaq Composite tereduksi 0,1 persen menjadi 13.911,75.
Industri dan keuangan dua sektor terbesar di antara 11 sektor S&P 500, menyeret pasar ke zona merah. Investor menunggu pengumuman inflasi Mei 2021. Itu penting untuk mengukur apakah tekanan harga lebih tinggi hanya bersifat sementara karena ekonomi terus pulih dari resesi tersebab pandemi Covid-19.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah
Indeks harga konsumen atau inflasi Mei akan rilis Kamis waktu setempat. Ekonom mengharapkan CPI naik menjadi 4,7 persen dari tahun sebelumnya. Pada April, CPI meningkat 4,2 persen secara tahunan, kenaikan tercepat sejak 2008. Di sisi data, lowongan pekerjaan pada April mencapai rekor tertinggi baru, dengan 9,3 juta lowongan online di tengah pemulihan ekonomi.
Merespons Wall Street, bursa Eropa bervariasi. Stoxx 600 pan-Eropa naik tipis, tetapi sektor dan bursa utama menunjukkan arah berlawanan. Perawatan kesehatan naik 1,9 persen, sedang sektor sumber daya dasar turun 1,8 persen. Perdagangan bursa Eropa mencerminkan sentimen hati-hati menjelang data inflasi terbaru AS.
Baca Juga: Pantas Boros, 136 Armada Garuda Indonesia Sewaan
Bank Dunia meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tumbuh menjadi 5,6 persen tahun ini, dibanding prediksi sebelumnya 4 persen. Namun, output global sekitar 2 persen di bawah proyeksi pra-pandemi akhir tahun ini terlepas dari pemulihan.
Di sisi data, perdagangan Jerman meleset dari perkiraan pada Rabu. Impor April terkoreksi 1,7 persen month to month (bulan-ke-bulan) vs minus 1,1 persen. Sementara, neraca perdagangan sesuai musiman Euro15,9 miliar dibanding perkiraan Euro 16,3 miliar.
Baca Juga: Tunggak Gaji USD23 Juta, Garuda Indonesia Mainkan Jurus Ini
Sementara itu, bursa Asia Pasifik mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Rabu (9/6). Strait Times terpangkas 0,29 persen, KLSE terpotong 0,30 persen, Hang Seng terkoreksi 0,13 persen, Nikkei tergerus 0,35 persen, dan Kospi melorot 0,97 persen.
Koreksi itu, masih diwarnai sentimen kembali eskalasi inflasi AS akan rilis Kamis waktu setempat. Data inflasi itu, meningkatkan kemungkinan terjadi tapering off. Sementara terjadi penguatan pada indeks Shanghai Stock Exchange 0,32 persen.
Baca Juga: Meroket 76,39 Persen, Kuartal I-2021 PTPP Tabulasi Laba Bersih Rp38,26 Miliar
Mereview perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (9/6) menguat 0,80 persen ke level 6.047,48. Lompatan itu, disebabkan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2021 membaik menjadi 104,4. Lalu, Bank Indonesia (BI) menyebut tapering off paling cepat baru dilakukan Agustus atau akhir tahun ini.
Menilik data dan fakta itu, Salvian Fernando Equity Research Analyst Victoria Sekuritas meramal Indeks sepanjang perdagangan Kamis (10/6) bergerak mixed pada rentang support 5.947, dan resisten 6.102. Investor akan menanti rilis data Consumer Price Index (CPI) dan Inflasi AS Mei 2021 dengan prediksi kembali meningkat dan memperkuat isu tapering off.
Baca Juga: Presdir AKR Corporindo Haryanto, Borong Saham AKRA Rp4,041 Miliar
Secara teknikal ada sejumlah saham laik koleksi. Antara lain saham Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) Rp1.155, Medco Energy (MEDC) Rp760, Vale Indonesia (INCO) Rp5.000, dan Lippo Karawaci (LPKR) Rp193. (abg)