Indoposonline.NET – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menukar utang PT Garuda Indonesia (GIAA), dengan saham (debt equity swap). Langkah itu bagian restrukturisasi utang perseroan mencapai Rp70 triliun.
Opsi debt equity swap akan membuat kepemilikan pemegang saham terdilusi. Artinya, penurunan kepemilikan saham karena jumlah saham beredar bertambah. ”Ujungnya, siapa memberi utang (kredit) terbesar, akan menjadi pemilik saham terbesar. Itu dengan catatan kalau nanti terjadi kesepakatan,” tutur Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo, di Jakarta, Kamis (10/6).
Baca Juga: Garuda Indonesia Gandeng Bluebird Group Hadirkan Layanan Ini
Restrukturisasi utang Garuda Indonesia wajib dilakukan untuk menyelamatkan dari jurang kebangkrutan. Selain itu, juga akan memperhatikan bagaimana kontrak dengan leasing, dan seberapa efisien. Problem pelik berupa harga sewa pesawat tinggi. Itu menimbulkan masalah berkepanjangan. ”Biaya mahal dan penyewaan pesawat masa lalu terlalu banyak. Itu penyakit warisan dengan cost structure jauh melebihi maskapai lain,” ucapnya.
Tidak hanya menunggak leasing, penundaan pembayaran kewajiban Garuda juga menyasar Angkasa Pura dan Pertamina. (abg)