Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bisa keluar tekanan. Secara teknikal, indeks menjalani false break bearish trend line, MA20, dan pulled back upper bollinger bands. Indikator Stochastic bergerak menjenuh pada area overbought dengan pergerakan MACD, dan signal line menyempit seakan terkonsolidasi pada middle oscillator.
Menurut Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, secara teknikal Indeks masih berpotensi tertekan menguji kembali level psikologis dengan support 5.978, dan resisten 6059. Saham-saham dapat dicermati antara lain Aneka Tambang (ANTM), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Medco Energy (MEDC), Semen Indonesia (SMGR), dan Timah (TINS).
Baca juga: Waw, Bukalapak Bidik Dana IPO Maksimal Rp21,9 Triliun
Sepanjang perdagangan Kamis (8/7), Indeks minus 0,07 persen atau 4,14 poin ke level 6.039.89. Pelemahan bursa global akibat risalah the FOMC dan perkembangan kasus Covid-19 meluas masih menjadi faktor utama. Saham-saham bank BUMN seperti BMRI, BBRI, dan BRIS naik menjadi leader pergerakan gagal menahan pelemahan Indeks. Saat bersamaan saham BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, dan TLKM turun menjadi laggard penekan Indeks.
Sementara bursa Asia berpotensi mengikuti penurunan ekuitas AS di tengah peningkatan kecemasan efek ledakan Covid-19 dapat menghambat pemulihan ekonomi global. Futures jatuh di Jepang, dan Australia tetapi, naik tipis di Hong Kong. Indeks Kontrak berjangka ekuitas AS turun setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 terkoreksi dari rekor.
Baca juga: Resmi Jejak Bursa, Pam Mineral Lepas 2 Miliar Saham
Sektor-sektor sensitif secara ekonomi seperti industri dan material memimpin pelemahan Wall Street. Program stimulus bank sentral menjadi perhatian utama investor di tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19 gelombang lanjutan saat ini menghambat pemulihan ekonomi global.
Sementara Federal Reserve (The Fed) mempertimbangkan pengurangan USD120 miliar dari pembelian obligasi bulanan, Bank Sentral Eropa siap memperpanjang kebijakan ultra-longgar. Harga minyak rebound setelah laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak menurun dengan cepat, dan permintaan bahan bakar rekor tinggi di tengah puncak musim perjalanan musim panas.
Baca juga: Eksplorasi, Capitalinc Investment Sedot Biaya Rp46,13 Miliar
Komoditas energy lain seperti Batubara naik 2,96 persen, dan komoditas logam bervariasi dengan pelemahan tipis pada timah minus 0,06 persen. Penguatan pada harga nikel 0,36 persen. Secara sentimen, Indeks berpotensi tertekan dengan saham-saham related harga minyak, dan batubara akan dicermati investor. (abg)