indoposnews.co.id – Gunung Merapi mengeluarkan awan panas sejauh 2,5 kilometer (KM). Batuk-batuk gunung berlokasi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu, terjadi pukul 13.35 WIB, Minggu (9/1).
Berdasar data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran Gunung Merapi tercatat pada seismogram dengan amplitudo 31 mm, dan durasi 204 detik. ”Jarak luncur 2.500 meter menuju arah barat daya. Arah angin menuju arah timur,” tutur Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Minggu (9/1).
Baca juga: Survei Membuktikan, Masyarakat Tidak Setuju Tes PCR Jadi Syarat Perjalanan
Berdasar pantauan BPPTKG, puncak Gunung Merapi tengah diguyur hujan. Curah hujan terpantau 18 mm mulai pukul 13.17 WIB. ”Hujan masih berlangsung. Masyarakat beraktivitas di sungai-sungai berhulu di Merapi untuk mewaspadai bahaya lahar hujan,” imbau Hanik.
Merujuk pengamatan BPPTKG pada Sabtu (8/1), guguran lava pijar terjadi 11 kali dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya. Saat ini, Gunung Merapi masih berada di Level III atau siaga sejak 5 November 2020 lalu.
Baca juga: Perpendek Isolasi Covid-19, Simak Versi Terbaru CDC
Menyusul status itu, masyarakat diimbau selalu waspada terhadap berbagai potensi. Misalnya, guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga km arah Sungai Woro.
Lalu, sejauh lima km arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga km dari puncak Gunung Merapi. (abg)