indoposnews.co.id – Goto Peopleverse Fund terus menabur saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). Terbaru, Goto Peopleverse membuang 2.049.463.197 helai alias 2,04 miliar lembar. Transaksi itu dibantu Stockbit Sekuritas Digital, dan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia.
Menyusul transaksi itu, tabulasi saham perusahaan dengan domisili Cayman Islands susut menjadi 88,54 miliar aias setara dengan porsi kepemilikan 7,48 persen. Tereduksi 0,17 persen dari sebelum transaksi dengan timbunan 90,59 miliar lembar atau sekitar 7,65 persen.
Baca juga: Belenggu Dibuka, Investor Banting Saham GOTO hingga Longsor 6,62 Persen
Sayangnya, transaksi tersebut masih samar-samar. Tidak dilengkapi dana harga pelaksanaan, nilai penjualan, dan tujuan transaksi. Termasuk juga siapa pihak yang menyapu bersih efek yang dilepas Goto Peopleverse Fund tersebut.
Sebelumnya, Goto Peopleverse melepas 16.313.841.908 helai atau 16,31 miliar lembar. Transaksi itu, juga dibidani Stockbit Sekuritas Digital, dan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Pada titik ini, Citibank Singapore S/A Government of Singapore menjadi penadah.
Baca juga: Selamatkan Uang Negara, KPK Garap Investasi Telkom di GOTO
Tidak hanya membeli, Citibank Singapore tercatat mengempit 68,71 miliar lembar atau 5,80 persen. Tidak dipungkiri, Citibank menyedot saham yang dibuang Goto Peopleverse Fund. Goto Peopleverse, merupakan pengelola saham milik karyawan GoTo Gojek yang mulai melepas kepemilikan setelah di unlock. Itu sejalan engan eksekusi ESOP oleh karyawan.
Menyudahi perdagangan hari ini, Rabu, 7 Desember 2022, saham Goto Gojek anjlok 6,96 persen alias 8 poin menjadi Rp107 per lembar. Saham emiten sejuta auto rejection bawah (ARB) itu, terpangkas 8 poin dari penutupan perdagangan Selasa, 6 Desember 2022 di posisi Rp115 per helai.
Baca juga: Jadi Korban PHK Massal, Ini Rincian Kompensasi Pekerja GoTo
Kalau ditilik sejak awal tahun, saham GoTo Gojek telah terpelanting 71,99 persen atau 275 poin dari posisi 11 April 2022 di level Rp382 per eksemplar. GoTo Gojek mengempit nilai kapitalisasi pasar Rp126,73 triliun. Itu dengan P/E ratio, dan dividen yield nihil. (abg)