Indoposonline.NET – PT Bank Multiarta Sentosa (Bank Mas) membidik dana initial public offering (IPO) senilai Rp774,7 miliar. Bank milik Wings Group itu, akan memakai hasil dana IPO 85 persen untuk penyaluran kredit, dan 15 persen untuk mengembangkan sistem bank digital.
Harga saham baru ditawarkan dengan kisaran harga Rp3.000-Rp4.000 per saham. Untuk memuluskan aksi itu, Bank Mas menunjuk BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Per 2020, modal inti Bank Mas senilai Rp1,89 triliun. Berdasar peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang konsolidasi bank umum, perusahaan harus memiliki modal inti minimum bank senilai Rp3 triliun.
Baca Juga: Garuda Indonesia Turbulensi, Chairul Tanjung Tekor Rp11,2 Triliun
Merujuk prospektus awal Senin (7/6), Bank Mas bakal menjajakan 186,17 juta saham dengan nomina? Rp1.000 per saham. Jumlah saham itu, setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pascaIPO. Berdasar skema, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 29 Juni 2021 mendatang.
Manajemen teguh pada keyakinan melakukan aksi korporasi agar dapat berkembang. Sejalan dengan optimisme itu, perseroan telah memiliki sejumlah rencana. Mulai, pengembangan ekosistem nasabah dan Wings Group. Peluang transaksi dengan supplier, distributor, agen, dan toko kelontong hingga karyawan akan berada di bawah bendera grup.
Baca Juga: Sehatkan Keuangan, Garuda Indonesia Percepat Pengembalian Armada Sewaan
Bank Mas mengembangkan digital banking. Meliputi penambahan fitur-fitur mobile banking sehingga dapat memenuhi kebutuhan perbankan dan pembayaran kebutuhan sehari-hari nasabah tanpa perlu ke bank kecuali membutuhkan. Penerapan laku pandai tahun ini, akan meningkatkan kapabilitas perseroan menggarap ekosistem Wings Group.
Pengembangan QRIS akan membantu toko-toko, warung dalam penerimaan pembayaran secara digital, sehingga membantu mereka mengurangi jumlah uang tunai dalam pengelolaan keuangan. Pada cabang juga akan meningkatkan layanan dan layout dengan memanfaatkan teknologi digital untuk membantu nasabah lebih mudah melakukan kegiatan.
Baca Juga: Garuda Indonesia Bangkrut, Dahlan Iskan Bilang Gini
Perseroan tengah mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dengan perusahaan fintech atau perusahaan lain secara digital melalui open banking API. Layanan API itu, memungkinkan bank dan perusahaan lain berkolaborasi membuka data dan informasi keuangan mengenai transaksi pembayaran dari nasabah secara resiprokal (prinsip kesetaraan) dengan tetap menjaga kerahasiaan data masing-masing.
Untuk pengembangan kredit, perseroan fokus pada pertumbuhan kredit sektor komersial, UKM, dan penyelesaian restrukturisasi kredit. Itu diharap segera rampung seiring pergerakan roda perekonomian.
Baca Juga: Insentif Baru Tindas Mitra Driver, Refleksi Kegagalan Merger Gojek-Tokopedia
Untuk pengembangan digital banking, perseroan dalam tahap penyeleksian vendor. Pengembangan digital banking akan dilakukan tahun ini, dan 2022. Antara lain pengembangan layanan self service pada kantor bank, customer onboarding (pengembangan layanan yang memudahkan staf bank untuk dapat langsung memproses pembukaan rekening di lokasi nasabah), dan pengembangan layanan virtual account, QR code debit, cardless cash withdrawal. (abg)