indoposnews.co.id – Sekelompok kecil konglomerat mengangkangi televisi analog. Tidak heran kalau crazy rich itu, relatif jengkel kala dipaksa memadamkan siaran. Sebagai gantinya, pemerintah memindahkan gelanggang siaran analog ke sistem digital.
Nah, daftar lengkap sejumlah crazy rich tersebut sebagai berikut. Pertama, Hary Tanoesoedibjo menguasai RCTI, Global TV, MNC TV, dan iNews. HT sapaan akrab Hary Tanoesoedibjo menguasai stasiun TV itu, melalui jaringan MNC Media. Channel TV besutan HT tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Media Nusantara Citra (MNCN) sejak 2007.
Baca juga: Efek Larangan Siaran Analog, Gerak Saham Sektor Televisi Fluktuatif
Kedua, Eddy K Sariaatmadja bos SCTV, dan Indosiar. Induk SCTV dan Indosiar tercatat di Bursa yaitu PT Surya Citra Media (SCMA). Surya Citra mencatatkan saham perdana di BEI pada 2002, di bawah kendali PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK).
Ketiga, Aburizal Bakrie memimpin tvOne, dan ANTV. ANTV menginduk kepada Intermedia Capital (MDIA). ANTV berada di bawah Intermedia Capital melalui entitas usaha PT Cakrawala Andalas Televisi. Sedang tvOne berada di bawah naungan Visi Media Asia (VIVA).
Baca juga: Soal TV Analog, Mahfud Siap Hadapi Gugatan MNC Group
Keempat Agus Lasmono mengendalikan Net TV. Ya, Agus generasi penerus Indika Group. Indika Group dibangun Sudwikatmono dengan kerajaan bisnis pertambangan batu bara. Net TV melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui PT Net Visi Media (NETV) pada 26 Januari 2022. Pengendali Net TV yaitu PT Sinergi Lintas Media besutan Agus Lasmono.
Kelima Surya Paloh melalui Metro TV. Om brewok itu, mengendalikan Metro TV melalui jaringan Media Group Network, di bawah bendera PT Media Televisi Indonesia. Metro TV menyapa pemirsa kali pertama pada 25 November 2000. Metro TV menjadi stasiun televisi berita 24 jam pertama Indonesia.
Baca juga: Siaran TV Analog Dilarang, Begini Curhat Hary Tanoe
Keenam Chairul Tanjung memiliki Trans TV, dan Trans 7. CT sapaan Chairul Tanjung mengendalikan dua televisi itu, melalui PT Trans Media Corpora. Trans TV bersiaran sejak 25 Oktober 2001, dan Trans 7 kali pertama mengudara pada 25 November 2001 melalui nama TV7, sebelumnya dimiliki Grup Kompas Gramedia.
Ketujuh ada Jakob Oetama dengan Kompas TV. Jakob sempat memiliki stasiun TV7, sebelum dijual ke taipan Chairul Tanjung. Kompas TV diluncurkan pada 9 September 2011 dengan acara berbasis hiburan. Namun, perlahan pada 2016 acara Kompas TV berbasis berita hingga saat ini.
Baca juga: Kapok Merugi! Bintraco Dharma Berbalik Cetak Laba Rp112,49 Miliar
Peter Sondakh melengkapi crazy rich pemilik televisi melalui RTV alias Rajawali Televisi. RTV dikendalikan Peter Sondakh via Rajawali Corpora. RTV kali pertama siaran sebagai B-Channel, lalu pada 3 Mei 2014 mengubah wujud menjadi RTV. RTV saat ini fokus pada program hiburan, dan acara keluarga. (abg)