indoposnews.co.id – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengerek peringkat PT Summarecon Agung (SMRA), dan obligasi berkelanjutan III menjadi idA+. Itu mencerminkan profil keuangan kuat khususnya peningkatan indikator leverage, dan arus kas dipicu proyeksi pendapatan lebih baik.
Pefindo menilai sumber pendapatan Summarecon di masa depan dari pra-penjualan area eksisting, terutama Bogor, Serpong, dan pengembangan area, termasuk peningkatan pendapatan segmen pusat perbelanjaan, dan hotel. Prospek peringkat perusahaan tersebut stabil.
Baca juga: Berbalik Untung, Laba Nusa Konstruksi Melangit 291,07 Persen Jadi Rp7,84 Miliar
Obligor berperingkat idA berkemampuan kuat dibanding obligor sejenis untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda tambah (+) menunjukkan peringkat itu, relatif kuat, dan di atas rata-rata kategori bersangkutan.
Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar Summarecon kuat dalam industri properti, kualitas aset baik, dan pendapatan berulang cukup. Namun, peringkat dibatasi risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.
Baca juga: Unilever Indonesia Sangkal PHK Massal, hanya Penyesuaian
Peringkat dapat dinaikkan kalau Summarecon secara konsisten mencapai target pra-penjualan, pendapatan, EBITDA, dan disertai leverage keuangan tetap konservatif. Peringkat dapat dilorot kalau perusahaan membukukan pra-penjualan lebih rendah dari target, dan progres penyelesaian pembangunan properti lebih lama dari perkiraan. Itu dapat menyebabkan pengakuan pendapatan tidak mencapai target.
Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan kalau utang perusahaan lebih besar dari proyeksi, mengakibatkan struktur permodalan lebih agresif. Summarecon bergerak bidang properti dengan klasifikasi menjadi tiga divisi yaitu pengembangan properti, properti investasi, serta leisure dan hospitality.
Baca juga: Garap Proyek Air Minum, Anak Usaha Wijaya Karya Raih Pinjaman Rp1,17 Triliun
Proyek properti utama berlokasi di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor. Per 31 Desember 2021, pemegang saham Perusahaan terdiri dari PT Semarop Agung 33,83 persen, Liliawati Rahardjo 1,38 persen, Harto Djojo Nagaria 0,12 persen, dan publik 64,67 persen. (abg)